Ya‘akov (Ibrani), Jacob atau James (Inggris), Yakub atau Yakobus (Indonesia) adalah nama-nama yang menunjuk kepada karakter berikut ini yang akan kita bahas. Ia lahir sebagai anak kedua dan dipanggil Ya‘akov karena dia keluar sambil memegang tumit kembarannya, Eisav (atau Esau) yang lahir lebih dulu dari dia. Jadi arti nama Ya’akov sebenarnya adalah pengikut, a follower. Namun akhiran “akev” yang mendasari Ya’akov punya arti yang lebih luas termasuk menggantikan (supplant), menggantikan dengan yang lebih (supersede). Dan karena apa yang kemudian Ya‘akov kerjakan dikemudian hari, namanya diartikan sebagai yang menjegal atau menipu. Orang tua Esau dan Yakub adalah Ishak dan Ribka.
CJB atau Complete Jewish Bible adalah versi terjemahan Inggris Alkitab yang akan sering dipakai disini mendampingi versi terjemahan Indonesia, Alkitab Terjemahan Baru (TB).
Dalam dunia ke-Kristen-an, Ya’akov selalu diartikan sebagai si penipu. Ini disebabkan ketika Esau memanggilnya demikian dalam Kejadian 27:36 setelah Yakub merampas berkatnya, bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Ini kemudian selalu melekat padanya seperti stigma bahwa Yakub adalah seorang penipu. Sehingga banyak dari kita langsung selalu menunjuk tangan pada Yakub, menyetujui perkataan Esau tanpa menyelidiki dan mempelajari Firman Tuhan lebih jauh.
Menarik untuk diperhatikan bahwa Ribka, ibu Esau dan Yakub, termasuk salah satu wanita yang mandul di Alkitab. Ia mandul selama kurang lebih 19-20 tahun (Kejadian 25:20 & 26) sampai Tuhan menjawab doa Ishak di ayat 21 untuk membuka kandungannya. Ia mengandung 2 anak kembar yang saling bertolak-tolakan, berkelahi dan bergumul sejak dari dalam kandungan. Menyebabkan Ribka serasa mau mati di ayat 22. Ayat selanjutnya menunjukkan pada kita bahwa Ribka pergi mencari petunjuk dari Tuhan akan hal yang menyusahkannya ini. Jawab Tuhan (Kejadian 25:23, CJB), ada dua bangsa dalam kandunganmu. Sejak lahir mereka akan menjadi 2 bangsa yang bersaing, menjadi rival satu terhadap yang lain. Salah satunya akan menjadi lebih kuat dari yang lain dan yang tua akan menjadi hamba kepada yang muda.” Ini adalah jawaban Tuhan untuk Ishak dan Ribka tentang Esau dan Yakub sejak mula.
Suatu jawaban yang menjadi nubuatan tentang apa yang akan terjadi dikemudian hari. Seperti suatu janji Tuhan yang membawa pengharapan yang akan mengubah nasib yang lahir terkemudian. Jadi jangan lupa akan Firman Tuhan ini yang datang kepada Ribka dan Ishak tentang bagaimana nanti anak-anak mereka ini, Esau dan Yakub, akan jadi. Seringkali hanya karena kita cuma melihat secara sepihak, ketika Yakub menipu bapaknya Ishak yang sudah tua untuk mengambil berkat Esau, kita kemudian dengan cepat menghakiminya sebagai si penipu, pen-jegal. Orang yang punya karakter jelek, kok dipilih Tuhan?!
Kedua anak ini kemudian tumbuh di rumah (atau lebih tepatnya di kemah) Ishak dan Ribka dengan 2 kepribadian yang berbeda. Bukan hanya karakter tapi kebiasaan mereka menjadi berbeda sama sekali. Yakub besar dengan sifat suka tinggal di rumah, tidak tertarik pergi kemana-mana, tidak tertarik bertualang melihat dunia diluar. Ia punya kepribadian yang lebih tenang dan gentle, bahkan cenderung pasif. Terbalik sama sekali dengan Esau yang sangat aktif dan penuh sifat adventerous, selalu kepingin tahu. Ia pandai berburu dan suka tinggal dipadang, ayat 27. Hal-hal ini membuat Ishak dan Ribka saling berseberangan memfavoritkan masing-masing anak. Ishak menyukai Esau karena dia suka dengan berburu dan menikmati makan daging hasil buruan, tapi Ribka menyukai yang satunya, ayat 28. Tentu ini disebabkan karena sifat Yakub yang suka tinggal di rumah, ia selalu dekat (menemani) ibunya. Demikian ia mewarisi keahlian Ribka didapur. Masakan mereka sangat disukai baik oleh Ishak, maupun Esau.
Esau punya arti nama merah, Edom, karena ketika ia lahir hampir seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu (rambut) yang berwarna merah. Dan dengan sifatnya yang suka berburu ketika ia mulai tumbuh dewasa, Esau menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang menikmati rasa adrenalin kuat untuk memuaskan sisi agresifnya yang besar. Seseorang yang sangat membesar-besarkan hal-hal daging, tidak suka memberi perhatian akan perkara-perkara ilahi, Kolose 3:1. Dia lebih memperhatikan kebutuhan perutnya dan tidak tahan untuk tidak memuaskan nafsu (daging) nya. Lihat kata-katanya dalam ayat 32 (Amplified Bible), saya sedikit lagi mau mati rasanya (karena kelaparan); apa gunanya hak lahir ini bagiku? Kata-kata yang keluar dari dalam dirinya waktu ia meminta makan dari Yakub ketika ia sangat lapar. Ia adalah orang yang sangat memandang rendah hak-hak istimewanya sebagai yang sulung, bahkan rela menjualnya demi semangkuk sup kacang merah hanya untuk memuaskan dagingnya sendiri, Kejadian 25:34. Perhatikan perkataan Yesus dalam Matius 15:11, yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan (membuatnya berdosa) orang.
Kedagingan Esau bukan hanya pada persoalan perutnya, tapi juga terutama dalam hal seksual. Seperti dalam hal berburu, ia sangat liar dalam memenuhi nafsu seksnya. Kejadian 26:34 menunjukkan pada kita, ia menikahi 2 wanita sekaligus, Yudit dan Basmat. Ayat 35, kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi Ribka. Ketika Yakub dikirim ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, untuk mengambil istri dari anak-anak Laban, saudara ibunya, Kejadian 28:2, Esau pun mengambil Mahalat menjadi isterinya, anak Ismael, di ayat 9. Istri-istri Esau ini disebut juga dengan nama Ada, Oholibama dan Basmat, Kejadian 36:1-3.
Perhatikan artikel oleh Tamar Kadari ini.
Menurut ajaran para Rabbi Yahudi, istri-istri Esau ini menghabiskan hari-hari mereka dalam perzinahan dan penyembahan berhala. Adah (bahasa Inggris) atau Ada (Indonesia, tanpa h) suka menghiasi dirinya dengan perhiasan-perhiasan yang dipakai oleh para perempuan pelacur (perhatikan bahwa perhiasan dan kosmetik dijaman ini hanya dipakai oleh para perempuan pelacur). Dikatakan demikian karena nama Ada punya pengertian ini, suka memakai (adayat) perhiasan (Gen. Rabbati, Vayishlah, p. 160). Nama lain dari Ada adalah Basemath, atau Basmat (Kejadian 26:34 dan 36:2). Nama ini juga menunjukkan kepribadiannya yang suka memakai parfum untuk melacurkan dirinya.
Perhatikan juga bahwa dijaman ini Hukum Taurat belum ada, nanti di jaman Musa. Beberapa ratus tahun kemudian, kurang lebih 400-an tahun kemudian, Kejadian 15:16 & Keluaran 12:40. Hukum Tauratlah yang terutama menjadi dasar yang membangun nilai-nilai moral masyarakat modern saat ini. Lagipula dijaman sekarang ini, monoteisme adalah agama yang dianut hampir semua orang. Kepercayaan pada Tuhan yang adalah satu. Dengan demikian, karena agama bersama nilai-nilai moral yang secara umum diterima oleh kebanyakan orang, masyarakat kita menjadi lebih beradab. Coba dibayangkan masyarakat umumnya di jaman Abraham, Ishak dan Yakub. Mereka tidak punya nilai-nilai moral dan hidup dengan agama penyembahan berhala (politeisme, yang mempercayai ada banyak tuhan, atau dewa-dewi). Jadi di jaman itu masing-masing orang hidup menurut aturannya sendiri, Hakim-hakim 21:25. Penyembahan berhala (idolatry) sendiri sangat berkaitan erat dengan perzinahan (adultery), ini disebabkan karena banyaknya ritual penyembahan kepada berhala yang harus dikerjakan dalam praktek seksual, Bilangan 25.
Istri kedua Esau adalah Yudit putri Beeri orang Het (bangsa Hittite), ia adalah anak tidak sah hasil perzinahan Beeri ini (Tanhuma, Vayeshev 1). Yudit juga disebut sebagai Oholibama, nama yang diberikan padanya karena ia membangun tempat penyembahan berhala (bamot). Dia tinggal dikemah Esau sebagai istrinya, tapi “mencari pemuasan hasratnya ditempat lain”. Melalui tindakan Esau yang mengambil 2 istri ini sekaligus, ia sedang berlaku seperti mereka yang hidup sebelum jaman air bah yang mengambil 2 istri sekaligus. Kejadian 4:19, Lamekh mengambil isteri dua orang; yang satu namanya Ada, yang lain Zila. Perhatikan nama istri Esau dan Lamekh, dua-duanya disebut Ada.
Tidak terbayangkan sakit hati dan pedihnya penderitaan kedua orang tua Esau, Kejadian 26:35. Menyaksikan anak sulung mereka yang seharusnya bisa mewarisi berkat Abraham menjadi bapa patriakh berikut yang ketiga, justru sekarang tumbuh menjadi orang yang sangat kedagingan, tidak tertarik pada Tuhan dan perkara-perkara rohani, punya istri-istri yang bukan saja suka melacurkan diri dengan laki-laki lain tapi juga membawa Esau menyembah berhala, jauh dari TUHAN, YHWH.
Menurut para Rabbi juga, Esau sebenarnya telah bertindak benar dalam Kejadian 28:9 ketika ia memperistri Mahalat, putri Ismael. (Karena menurut pada Rabbi) Tuhan sebenarnya sudah mengampuni dosa Esau (JT Bikkurim 3:3, 65c–d). Nama Mahalat punya arti yang menunjukkan Tuhan mengampuni (mahal) Esau. Tapi dalam tafsiran yang lain (oleh para Rabbi juga), Esau tidaklah membenarkan dirinya dengan mengawini Mahalat. Sebab Mahalat, istri ke-3 nya ini, sama jahatnya dengan 2 istri pertama Esau. (Midrash Aggadah, ed. Buber, Kejadian 28:9). Pernikahan ini, menurut tafsiran itu, justru lahir karena tujuan tersembunyi bahwa Esau sedang bersekongkol dengan Ismael untuk membunuh Ishak dan Yakub, demi merebut kembali warisan (berkat) Abraham yang turun kepada Ishak (lalu kepada Yakub). Ya, pada akhirnya Mahalat, istri ke-3 Esau, justru lebih menambah derita dan sakit hati orang tua Esau, Ishak dan Ribka (Gen. Rabbah 67:8, 13).
Ishak dan Ribka sangat menyadari hal ini, mereka mengerti bahwa harapan mereka hanya tinggal pada Yakub satu-satunya sebagai yang bisa meneruskan ke-Patriakh-an keluarga mereka. Perhatikan bahwa Kejadian 27 terjadi setelah Kejadian 26:34. Menurut David J. Zucker dalam bukunya, The Torah, An Introduction for Christians and Jews halaman 40, Deception in the Dark, (masalah) Yakub adalah orang yang pasif, terlalu tenang karakternya karena kesukaannya tinggal di rumah orang tuanya, ia sudah merasa settled sebelum ia benar-benar matang, Kejadian 25:27 (akhir). Dia belum punya istri walau umurnya sudah 40, Genesis 26:34. Ia kurang berpotensi untuk menjadi penerus keluarga sebagai bapa Patriakh ke-3, pemimpin yang akan mewarisi janji Abraham dan Ishak.
Bapa-bapa Patriakh adalah bapa-bapa leluhur Israel, orang-orang yang dipilih Tuhan sebagai pembentuk bangsa Israel. Abraham, Ishak dan Yakub.
Dalam Kejadian 27, sebenarnya ada cukup banyak tanda dan hal yang bisa menunjukkan bahwa Yakub memang diatur untuk menjadi pewaris keluarga dan bukan Esau. Menariknya bahwa ini diatur oleh Ishak dan Ribka sendiri dengan tujuan bukan hanya supaya Yakub (dan bukan Esau) yang akhirnya mendapatkan berkat Ishak (janji warisan Abraham) itu tapi juga supaya ia keluar dari rumah orang tuanya dan menjadi dewasa dalam mencapai potensinya sebagai bapa leluhur Israel dikemudian hari melalui kesulitan dan tantangan yang akan ada.
Kejadian 27 dimulai dengan Ishak yang memerintahkan Esau untuk pergi berburu supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati (ayat 4 akhir). Dalam banyak terjemahan, ayat 5 dimulai dengan kata tapi atau dan, seakan-akan menunjukkan kepada pembaca bahwa situasi ini dicuri-curi dengar oleh Ribka. Tapi dalam terjemahan Ibrani, kata ini sama sekali tidak ada. Ayat 5 langsung dimulai dengan Ribka mendengarkan ketika Ishak berbicara kepada Esau. Ini menunjukkan bahwa Ribka bisa saja hadir diruangan yang sama ketika Ishak berbicara kepada Esau atau memang bisa juga, tidak jauh dari situ.
Jadi situasi ini tidaklah sesederhana Yakub yang menipu Esau dengan membohongi ayahnya Ishak, tapi yang terjadi bisa saja justru lebih rumit bahwa Ishak dan Ribka telah bersekongkol lebih dahulu supaya warisan itu justru jatuh ke Yakub dan bukan Esau, anak yang telah menyakiti mereka. Perhatikan sekali lagi bahwa pas sebelum Kejadian 27 dimulai, ayat terakhir pasal 26 menunjukkan bagaimana situasi istri-istri Esau telah menyakiti hati Ishak dan Ribka. Lagipula mereka tahu bahwa sejak awal, ada nubuatan Tuhan di Kejadian 25:23 yang menyatakan bahwa yang sulung akan melayani, menjadi hamba kepada yang muda. Tuhan dalam ke-Maha-Tahu-an-Nya telah memilih Yakub sejak awal sebagai bapa Patriakh ke-3 setelah Abraham dan Ishak untuk menjadi bapa leluhur 12 suku Israel.
Jadi ayat 1 sebenarnya menunjukkan bahwa Ishak sendirilah (bersama Ribka) yang mengatur terlebih dahulu supaya Esau segera keluar pergi berburu. Setelah ia pergi, Ribka segera memainkan perannya dengan memasak masakan kesukaan Ishak dan mempersiapkan Yakub untuk tercium seperti Esau sesuai kondisi di ayat 1 bahwa penglihatan Ishak sudah kabur karena tua. Ia membujuk Yakub begitu rupa untuk mengambil perannya dalam permainan ini supaya berkat warisan (janji Abraham) jatuh kepada Yakub dan bukan kepada Esau. Yakub juga dibiarkan berpikir bahwa ia telah menipu Esau supaya hal ini kemudian bisa menjadi alasan untuk mendorong ia bangkit keluar dari kebiasaannya yang suka tinggal di rumah demi kabur menyelamatkan diri, lari ke Haran, ke Laban saudara Ribka. Itu yang sebenarnya terjadi.
Pertanyaan Ishak dalam ayat 18 (siapakah engkau?) dan ayat 24 (benarkah engkau ini anakku Esau?) serta permintaannya supaya Yakub mendekat padanya dalam ayat 21 (datanglah mendekat) bukanlah sebenarnya untuk memastikan bahwa yang memang datang kepadanya itu adalah Esau, tapi Ishak justru sungguh-sungguh mau tahu bahwa memang Yakublah yang datang padanya. Ishak memang sudah tua, sudah kabur penglihatannya (ayat 1) tapi bukan berarti ia juga telah menjadi bodoh untuk dengan mudah tertipu oleh anaknya sendiri, ia tahu dengan pasti bahwa ini Yakub dan bukan Esau, ayat 22. Ia mengenal suara Yakub dengan jelas. Lagipula karakter Yakub yang pasif bukanlah seperti Esau yang sangat berbeda, pasti nyata keluar dalam intonasi suara Yakub waktu ia berbohong bahwa ia adalah Esau. Perhatikan bagaimana Yakub ketakutan dalam ayat 12 ketika ia menjawab ibunya Ribka.
“Lihat, Esau itu berbulu, tapi saya berkulit licin. Jika ayahku menjamah aku, dia akan tahu bahwa saya sedang berusaha menipu dia, dan saya akan mendatangkan kutuk atas diri saya sendiri, bukan berkat!” balas Yakub dengan polosnya kepada Ribka di ayat 11 & 12, CJB.
Disaat yang sama, ketika Esau kembali, di ayat 33 Kejadian 27 Alkitab menunjukkan dengan jelas bahwa Ishak sangat terkejut. Atau dalam terjemahan CJB, ia bergetar dengan tidak terkendali. Ini bukan karena ia menemukan dirinya ditipu oleh Yakub tapi justru karena ia sendiri sadar sekarang bahwa ia telah menipu Esau anak sulungnya dan merampas hak yang seharusnya turun kepadanya, diberikan kepada Yakub. Bukankah Esau adalah anak kesayangannya? Ishak sangat merasa bersalah.
Jadi dalam perkara ini, bukan Yakub yang menipu Esau dengan membodohi Ishak dibantu oleh Ribka, ibunya. Tapi ia yang ditipu oleh kedua orang tuanya untuk seakan-akan menipu kakaknya demi berkat Abraham itu tidak jatuh ke tangan Esau. Esaupun sadar akan hal ini, perhatikan Kejadian 28:6. It is a deception in the dark. Dan pada saat yang sama situasi ini bisa dipakai mendorong Yakub keluar dari zona nyamannya, rumah orang tuanya, untuk kabur ke Padan-Aram. Dimana pada akhirnya ia bisa belajar menjadi dewasa menghadapi setiap kesulitannya sendiri dengan belajar bergantung kepada Tuhan yang memimpinnya, Kejadian 28:13.
Jika memang Kejadian 27 menunjukkan bahwa Yakublah yang bersalah karena menipu Esau dengan membodohi Ishak ayahnya, mengapa Tuhan seakan-akan tidak mengurusi kesalahannya ini dan seperti berdiam diri? Kita mungkin berpikir bahwa karena ia telah menipu Ishak, ia kemudian dibawa Tuhan ke Laban, si jendral penipu, untuk dihukum lewat tipuan Laban kembali (kasus Lea dan Ribka, Kejadian 29). Tapi perhatikan bahwa bagaimanapun pergumulan Yakub setelah itu tidaklah menunjukkan bahwa berkat yang dirampasnya pernah dibalikkan Tuhan kembali kepada Esau atau bahkan menjadi kutuk.
Seringkali kita terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa Yakub yang menipu dalam Kejadian 27 hanya karena kita tidak mempelajari Firman Tuhan sungguh-sungguh. Kita tidak membaca konteksnya lebih jauh, tidak mau membaca keseluruhan kejadian yang sebenarnya. Lagipula seringkali pikiran kita sudah terperangkap dengan asumsi kita sendiri yang sudah terbentuk karena cerita-cerita sekolah minggu. Kita tidak mau terbuka pada apa yang sebenarnya sedang terjadi. Lagipula ini kisah orang Ibrani, bukan kisah orang barat, atau orang Indonesia. Bahkan bukan kisah orang Tionghoa. Kita seharusnya mempelajarinya dalam konteks dan budaya mereka sebagai orang Ibrani.
Ya, kisah ini sangat mudah dimengerti. Maukah anda memberikan warisan utama anda kepada anak yang telah sangat menyakiti hati anda? Atau kepada mereka yang tahu menyenangkan hati anda, yang anda tahu sungguh-sungguh mencintai anda? Jika anda pun bisa bertindak seperti Ishak dan Ribka terhadap Esau, jangan cepat menuding Yakub sebagai si penipu.
Dalam tulisan selanjutnya, kita akan membahas Yakub dengan perjumpaan-perjumpaan ilahinya dengan Tuhan. Kita akan melihat bagaimana Yakub, seperti kebanyakan kita, tumbuh menjadi orang yang mengenal Tuhan melalui semua kesulitan dan pergumulannya. Mazmur 34:19, Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu. Yakub adalah ia yang telah menunjukkan kekuatannya terhadap Tuhan dan manusia dan telah menang (berhasil bertahan sampai akhir), Kejadian 32:29 (CJB). Ia adalah Israel, God’s warrior!
Amin.
Johan
Shalom Ps Arnold.
Saya sangat diberkati dengan firman-Nya yang dikupas secara dalam sehingga saya bisa memahami secara keseluruhan arti firman itu secara jelas dan menjadikan kita bisa mengerti maksud-Nya dalam firman-Nya. Terima kasih terus berkarya untuk kemulian nama-Nya . Sejahtera selalu Tuhan memberkati. 🙏🙏
Arnold
Puji Tuhan!