Kolose 1:21-22, Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Kita yang percaya beroleh anugerah ini, sebab dahulu hidup kita semua jauh dari Tuhan. Kita memusuhi-Nya baik di hati maupun pikiran kita, dan ini nyata dari perbuatan kita yang jahat terhadap Dia. Namun sekarang, kitalah yang diperdamaikan-Nya, melalui kematian tubuh jasmani Yesus sendiri, supaya kita menjadi kudus dan sempurna tanpa cacat cela.
Kebenaran yang kita punya, bukanlah hasil usaha dan perbuatan kita. Efesus 2:8-9. Kebenaran kita adalah pemberian Tuhan. Sama sekali bukan upah perbuatan baik kita. Kita tidak akan pernah mampu membeli keselamatan jiwa kita dengan segala (usaha) perbuatan baik kita sendiri. Bagaimanapun kita berusaha benar dihadapan-Nya jika melalui usaha dan perbuatan kita sendiri, semuanya akan sia-sia. Kitab suci berkata dengan jelas bahwa jika kita gagal dalam satu bagian hukum Taurat (atau tuntutan agama, persyaratan menjadi selamat) saja, walau kita sempurna dalam segala perkara yang lain, kita pun gagal beroleh keselamatan. Yakobus 2:10.
Menariknya Yesaya berkata bahwa kebenaran kita seperti kain kotor, Yesaya 64:6. Kain kotor yang dimaksudkan disini bukan sekedar kain yang barusan kita pakai membersihkan mesin mobil kita dari oli yang bocor. Atau kain yang barusan kita pakai membersihkan hewan peliharaan kita yang bermain di lumpur. Tapi kain kotor yang dimaksudkan disini adalah kain yang habis dipakai oleh wanita untuk bersih-bersih diri setelah datang bulan. Sadarkah anda, jika kita berusaha menjadi benar oleh usaha kita, itu sama dengan mempersembahkan pembalut wanita yang habis dipakai kepada Tuhan? Ya, tidak seorang pun dapat membenarkan dirinya. Semua manusia, sesuci apapun dia, pasti ada cacatnya. Itulah dosa, dan justru karena itu kita semua terhilang (Roma 3:23) dan jatuh dibawah penalti dosa yaitu maut (Roma 6:23).
Cuma darah-Nya yang sanggup menempatkan kita kudus, sempurna tak bercacat-cela di hadapan-Nya.
Leave a Reply