Perjanjian atau covenant, atau testament adalah kata yang sangat penting dalam hidup seorang Kristen. Sadar atau tidak, kata ini punya arti keselamatan dan penebusan bagi mereka yang percaya pada Yesus Kristus. Tapi sayangnya kata ini cuma dikenal dalam pengertian yang membedakan 2 bagian besar Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Jika saja Alkitab ditulis dalam dunia modern sekarang ini di Indonesia, kata perjanjian akan lebih dimengerti jika dituliskan dengan kata kontrak. Saking seringnya kata kontrak dipakai dalam keseharian masyarakat kita, kata ini kemudian lebih punya makna yang langsung dimengerti (tanpa perlu dijelaskan panjang lebar) oleh banyak orang sebagai suatu ikatan perjanjian yang sah menurut hukum dimana kedua belah pihak harus hidup mentaatinya. Jika ada yang melanggar maka pihak itu akan bermasalah dengan hukum, bukan sekedar dengan pihak yang dirugikan. Sebab suatu kontrak punya arti bahwa perjanjian yang dibuat tidak dibuat sekedar oleh ucapan mulut belaka tapi berupa surat hukum yang disahkan didepan notaris atau paling tidak bermeterai 6,000 (atau 10,000 sekarang)! Kontrak kerja, kontrak rumah, kontrak dagang dan segala macam kontrak yang lainnya.
Coba bayangkan jika Perjanjian Lama disebut sebagai Kontrak Lama dan Perjanjian Baru disebut Kontrak Baru. Memang orang pasti akan bertanya-tanya ada kontrak apa? Siapa yang buat perjanjian atau kontrak ini? Apa persyaratannya, apa keabsahannya (badan hukumnya)? Dan banyak hal yang lain lagi tentunya. Tapi yang jelas semua akan lebih cepat mengerti bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bukanlah sekedar kumpulan buku-buku yang menyusun kitab suci orang Kristen.
Kontrak Baru
Perjanjian Baru, atau Kontrak Baru, bukanlah sekedar kumpulan dari 27 kitab dari Injil Matius sampai kitab Wahyu yang menyusun bagian kedua Alkitab. Tapi suatu Kontrak yang diperbaharui kembali oleh Tuhan untuk kita dengan penumpahan darah-Nya diatas kayu Salib. 27 kitab-kitab ini menjelaskan kepada kita: bagaimana sejarahnya, bagaimana kejadiannya dan apa artinya serta banyak hal-hal lainnya akan Perjanjian Baru ini termasuk bagaimana seharusnya kita hidup sesudahnya.
Perjanjian Baru ini bukanlah menghapus yang Perjanjian Lama, tapi justru menggenapi dan menyelesaikannya bagi kita. Bagian kita dalam perjanjian ini adalah bertobat dari hidup lama kita dan percaya kepada-Nya, beriman kepada Yesus.
Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat? Lukas 3:10 TB (Terjemahan Baru, Indonesia). Ya, bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, Lukas 3:3.
… supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16. … tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Roma 6:23.
Kontrak yang Diperbaharui
Kematian Tuhan Yesus dikayu salib adalah penumpahan darah yang mensahkan Kontrak (atau Perjanjian) Baru ini. Sebab … tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan, Ibrani 9:22 (akhir). Darah Tuhan yang tertumpah adalah badan hukum yang mensahkan, yang memeteraikan Kontrak Baru ini. Suatu Kontrak yang diperbaharui kembali, seperti yang disebutkan diatas. Saya menyebutnya demikian sebab Kontrak Baru ini sudah ada sejak mula dalam Perjanjian Lama, suatu Kontrak Lama.
Sejak awal Tuhan membangun hubungan dengan manusia, Ia selalu mengikat hubungan itu dengan perjanjian, suatu kontrak. Bahkan perjanjian itu selalu disahkan, dimeteraikan dengan darah menjadi suatu kontrak yang sah! Ya, perjanjian darah!
Kontrak Pertama
Adamic Covenant
Kejadian 3:15, Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya. Ketika Adam berdosa, Tuhan memberikan janji yang membawa pengharapan padanya (dan semua keturunannya kemudian) bahwa akan ada seorang Manusia keturunan Adam nantinya yang akan meremukkan kepala si penipu atau Setan ini walau si Setan juga akan meremukkan tumit Manusia itu. Janji pertama akan datangnya seorang Mesias.
Janji ini dimeteraikan dengan darah binatang yang dikorbankan dan kulitnya digunakan TUHAN Allah kemudian dalam Kejadian 3:21 untuk membuat pakaian bagi Adam dan Hawa, lalu Ia mengenakannya kepada mereka. Tuhan mengenakan pakaian dari kulit binatang ini pada Adam dan Hawa dengan darah-darah binatang itu yang masih melekat pada kulitnya, membasahi punggung dan hampir semua badan mereka. Ini yang dipercaya dalam tradisi orang Yahudi akan apa yang terjadi saat itu. Adam dan Hawa mengerti bahwa ini adalah perjanjian atau covenant (bahasa Inggris) pertama Tuhan dengan manusia, dengan mereka. Suatu kontrak yang dimeteraikan dengan darah binatang, suatu perjanjian darah yang menutup dosa mereka.
Perjanjian Nuh
Noah Covenant
Perjanjian Tuhan bersifat progresif, selangkah demi selangkah Tuhan menyatakannya lebih jelas. Pada generasi berikutnya, ketika Nuh keluar dari bahtera turun ke daratan yang sudah mengering waktu banjir mulai surut, ia mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. Kejadian 8:20. Ia menyembelih binatang, ia mengadakan ritual korban seperti yang disebutkan dalam kitab Imamat mulai pasal 1 sampai pasal 5. Walau ia hidup jauh sebelum jaman Musa. Ia mengerti bahwa hubungannya dengan Tuhan harus dimeteraikan dengan darah. Darah dari binatang yang dipersembahkan sebagai korban bakaran.
Hasilnya kemudian setelah Tuhan mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.” Kejadian 8:21. Ini adalah perjanjian Tuhan dengan Nuh dan keturunannya.
Perjanjian Abraham
Abrahamic Covenant
Kejadian 12 bercerita kepada kita tentang janji dan panggilan Tuhan pada Abraham. Ayat 1-3 berbunyi demikian, Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Ayat 4 menunjukkan kepada kita bahwa Abraham lantas pergi meninggalkan Haran menuju ke tanah Kanaan. Nanti ketika ia sampai disitu, ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More (ayat 6), barulah ia mendirikan mezbah bagi TUHAN disitu yang telah menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu (ayat 7). Ia juga mendirikan mezbahnya yang kedua diantara Betel dan Ai dalam ayat 8.
Perjanjian orang-orang Amori
Menariknya, dalam Kejadian 15, ketika Tuhan mengulang janji-Nya kepada Abraham, ada ayat 9-12 yang bercerita bagaimana Tuhan mengambil cara manusia dijaman itu untuk meyakinkan Abraham bahwa Ia pasti menggenapi perkataan-Nya. Ayat 6 menunjukkan kepada kita bahwa percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Ia percaya kepada Tuhan yang berjanji padanya bahwa Eliezer hambanya (ayat 2) tidak akan menjadi ahli warisnya, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu, (ayat 4). Tapi waktu Tuhan melanjutkan janji-Nya (ayat 7), Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu. Abraham meminta tanda (ayat 8). Ia meminta ini sebab dalam pasal sebelumnya, Kejadian 14, ia baru saja melepaskan haknya (ayat 23) sebagai yang seharusnya sudah memiliki tanah Kanaan (area Sodom dan Gomora). Ia baru saja mengalahkan Raja Kedorlaomer dan sekutunya (ayat 15) yang menaklukan 5 raja Sodom dan Gomora (ayat 8-10).
Kejadian 15:9-12, Firman TUHAN kepadanya: “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua. Ketika burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan.
Apa yang dilakukan Tuhan kepada Abraham dalam Kejadian 15:9-12 ini adalah apa yang menjadi kebiasaan bangsa Hitite (orang-orang Amori, Kejadian 14:13) kerjakan ketika mereka mengadakan perjanjian atau kontrak diantara mereka. Ya, tentu dijaman itu belum ada meterai ataupun notaris yang mensahkan suatu perjanjian 2 pihak. Jadi apa yang mereka buat adalah mengambil beberapa ekor binatang untuk dibelah atau dipotong 2 lalu kemudian kedua belah pihak yang berjanji akan berjalan diantaranya. Seakan-akan mereka berkata satu dengan yang lain, jika saya gagal menggenapi perjanjian ini saya boleh dipotong 2 seperti hewan-hewan ini. Seram kedengarannya, tapi itu perjanjian darah orang-orang dijaman itu.
Ketika Tuhan dan Abraham seharusnya berjalan diantara hewan-hewan yang dipotong 2 ini, Abraham justru tertidur lelap (ayat 12). Suatu tidur seperti dihipnotis. Dan cuma Tuhan yang berjalan diantaranya dalam ayat 17, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu. Tuhan seakan-akan berkata kepada Abraham, jika Aku gagal, kamu boleh memotong Aku menjadi 2. Ya, tentu tidaklah mungkin Abraham bisa memotong Tuhan, ia cuma manusia. Tapi tindakan ini menunjukkan kepada Abraham bahwa Tuhan sungguh-sungguh dalam perkataan-Nya, dalam janji-Nya, sehingga Ia mau turun merendahkan diri seperti manusia dijaman itu yang mengadakan kontrak.
Perjanjian Abraham
Sunat
Selanjutnya dalam Kejadian 17, Tuhan mengulang janji-Nya lagi kepada Abraham. Ia memulai pasal ini dengan ayat 1 yang memerintahkan Abraham, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. Ya, Abram gagal menepati bagiannya untuk terus mempercayai Tuhan ketika ia tunduk pada tekanan istrinya Sarai, Kejadian 16. Untung Abraham tertidur dalam Kejadian 15:12, jika tidak ia sudah mati dibelah 2 oleh Tuhan.
Apa yang terjadi dalam Kejadian 17 adalah perjanjian ini harus diadakan dalam terms and conditions dari Tuhan, bukan lagi menurut cara manusia melakukan perjanjian. Ayat 4-8 berkata dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau. Dari pihak Tuhan, Ia berjanji bahwa Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka. Luarbiasa janji Tuhan pada Abraham.
Membaca pasal 17 kitab Kejadian ini seperti membaca surat kontrak dari Notaris, ada pihak pertama dan ada pihak kedua. Ayat 9-14, dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. Tidak bisa dibayangkan raut wajah Abraham mendengarkan ini, ia harus memotong kulit khatannya! Hal ini dikerjakan Abraham dalam ayat 24 pada dirinya. Untuk mengambil bagian dalam kontrak dengan Tuhan ini, ia harus berdarah! Bukan sekedar pisau yang menoreh telapak tangannya sampai darah menetes keluar, tapi kulit khatan dari kelaminnya harus dipotong. Tindakan yang bukan hanya menyebabkan sakit luarbiasa pada seorang laki-laki tapi juga menyebabkan seluruh perkemahan Abraham menjadi rentan terhadap serangan musuh dalam beberapa minggu kedepan. Ya, karena semua laki-laki hari itu disunat bersama-sama Abraham, Kejadian 17:27.
Ajaibnya, tidak ada yang berani menyerang Abraham saat itu. Walau mungkin seluruh daerah itu mendengar jeritan para laki-laki dari perkemahan Abraham selama beberapa hari ke depan. Jika saja raja Sodom mau menaklukkan Abraham dengan 318 tentaranya (Kejadian 14:14), ini adalah waktu yang tepat. Bukankah ia berusaha menukarkan kekayaannya dengan kekuatan Abraham ini? Kejadian 14:21. Simeon dan Lewi memakai taktik yang sama kepada orang-orang Hewi dalam Kejadian 34, ketika mereka membalas dendam terhadap pemerkosaan Dina (saudari 12 anak Yakub) yang diperbuat oleh Sikhem, anak Hemor, orang Hewi, raja negeri itu.
Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abraham, dan itu adalah perjanjian darah!