Part 1 – Part 2
Perjanjian Musa
Mosaic Covenant
Ketika orang Israel tiba di padang gurun Sinai, Keluaran 19:1-3 menceritakan bagaimana kemudian naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: “Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel: Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.” Inilah Perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel melalui Musa, dikenal dengan nama Mosaic Covenant. Keluaran 19 sampai pasal 24.
Tiga kali bangsa Israel menjawab bahwa mereka akan menjadi umat yang taat, Keluaran 19:8 & 24:3,7. Dan dalam pasal 24 ayat 5, maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai korban keselamatan kepada TUHAN. Ya, sekali lagi mereka mendirikan mezbah mempersembahkan korban kepada Tuhan. Memang tidak lagi seperti kebiasaan orang-orang didaerah itu seperti dalam Kejadian 14 dengan Abraham tapi Musa sekarang mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: “Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.” Keluaran 24:8.
Ya, Tuhan mengadakan perjanjian dengan Musa & Israel, dan itu juga adalah perjanjian darah!
Bahkan dalam Imamat pasal 1 sampai 5, kita bisa melihat disitu bagaimana Tuhan mengajarkan kepada Musa dan Israel akan korban-korban yang harus mereka adakan untuk memelihara perjanjian mereka dengan Tuhan. Mulai dari…
- korban bakaran dalam pasal 1,
- korban sajian dalam pasal 2,
- korban keselamatan dalam pasal 3,
- korban penghapus dosa (tidak sengaja) dalam pasal 4,
- korban penghapus dosa (tebusan) dalam pasal 5.
Sampai kepada Samuel, Saul, dan Daud, korban diatas mezbah terus diadakan. Bahkan Salomo adalah raja yang mempersembahkan korban binatang begitu banyak ketika pentahbisan Bait Suci, 1 Raja-raja 8:63, Sebagai korban keselamatannya kepada TUHAN Salomo mempersembahkan 22.000 (dua puluh dua ribu) ekor lembu sapi dan 120.000 (seratus dua puluh ribu) ekor kambing domba. Demikianlah raja dan segenap Israel mentahbiskan rumah TUHAN itu. Selama 7 hari pentahbisan ini diadakan, ayat 65.
Perjanjian dengan Tuhan selalu penuh bau anyir darah binatang, khususnya di Perjanjian Lama. Persis seperti dalam Ibrani 9:22 (akhir), salah satu kitab dalam Perjanjian Baru, tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Pernyataan yang keluar dari apa yang disaksikan terjadi dalam ibadah Perjanjian Lama, dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, Ibrani 9:22 (awal).
Dosa adalah hal yang serius dihadapan Tuhan yang Maha Suci. Tidak seorangpun yang dapat bertemu dengan Dia dan setelah itu masih hidup, umat Israel di Perjanjian Lama mengerti dengan tepat akan hal ini. Karena kekudusan dan kesucian Tuhan pasti akan membakar hangus sampai habis semua yang salah yang ada dihadapan-Nya. Harus ada darah yang ditumpahkan ganti manusia yang datang menghadap-Nya. Itu sebabnya selalu ada mezbah korban yang didirikan dalam Perjanjian Lama ketika mereka datang pada-Nya.
Gelas plastik air mineral
Coba renungkan perkara ini jika anda berpikir mengapa Tuhan terlalu begitu serius dengan perkara dosa dan kesucian. Yang berikut ini adalah contoh sederhana. Kita sebagai orang Indonesia punya budaya bersih, kita tidak akan minum dari cangkir yang sama yang telah dipakai orang lain. Atau jika kita minum dari gelas plastik air mineral yang sama, kita pasti segera mengganti sedotannya dengan yang baru. Apalagi dijaman covid-19 seperti sekarang. Jika kita merasa begitu bersih untuk minum dari cangkir orang lain, mengapa kita menganggap Tuhan yang Maha Suci bisa memaklumi dosa kita (walau kecil dan tidak berarti) begitu saja, dan menerima kita langsung tanpa penumpahan darah Kristus bagi kita? Apakah kita berpikir kita lebih benar dari Dia?
Jadi Perjanjian dengan Tuhan adalah kontrak darah, karena Tuhan yang berhubungan dengan kita ini adalah Tuhan yang Maha Suci dan kita sendiri adalah manusia yang berdosa. Darah itu untuk melindungi kita dari murka Tuhan yang menghanguskan yang keluar dari ke-Maha-Suci-an-Nya terhadap dosa dalam diri kita. Baik darah persembahan korban diatas mezbah, maupun sunat yang dimulai pada diri Abraham, semuanya adalah perlambangan kepada Yesus yang telah datang dan darah-Nya yang telah ditumpahkan bagi kita diatas kayu Salib.
Kaphar, atonement atau pendamaian dosa
Menariknya kata Ibrani yang dipakai dalam Kitab Imamat untuk pendamaian dosa adalah Kaphar. Kata ini terdapat pada Imamat 4:20, Beginilah harus diperbuatnya dengan lembu jantan itu: seperti yang diperbuatnya dengan lembu jantan korban penghapus dosa, demikianlah harus diperbuatnya dengan lembu itu. Dengan demikian imam itu mengadakan pendamaian bagi mereka, sehingga mereka menerima pengampunan. Kata pendamaian disini dalam bahasa Ibrani adalah kaphar. Dan kata ini sebenarnya hanya berarti menutup, bukan menghapus dosa.
Ya, sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Ibrani 10:4. Semua korban binatang di Perjanjian Lama hanya bersifat menutup dosa itu sampai datang Ia yang menghapus dosa sekali untuk selamanya.
Ibrani 10:10-12, Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah. Kata menghapuskan dosa dalam ayat 11 disini adalah periaireo, kata Yunani (bahasa asli Perjanjian Baru) yang mengandung arti menghapus dan bukan saja menutup dosa. Karena hanya Ia, Yesus, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja, yaitu Diri-Nya, telah menghapus dosa itu sekali untuk selamanya.
Coba perhatikan Ibrani pasal 9 berikut ini.
Perjanjian Baru
Ibrani 9 The Passion
Sekarang dalam perjanjian pertama (Perjanjian Musa dan semua yang sebelumnya) ada aturan khusus untuk ibadah termasuk Bait Suci di bumi untuk beribadah. Ketika engkau memasuki Bait Suci ini, pertama-tama engkau akan masuk ke Ruang Suci di mana engkau akan menemukan kaki dian dan roti sajian yang mewakili Kehadiran-Nya di atas meja persekutuan. Kemudian saat engkau melewati tirai berikutnya engkau akan memasuki ruang terdalam yang disebut, Ruang Maha Suci. Itu berisi mezbah dupa dari emas dan tabut perjanjian dengan tutup yang disebut tahta kemurahan atau belas kasihan, ini adalah kotak kayu yang seluruhnya dilapisi emas. Dan di dalam tabut perjanjian ditempatkan bejana (toples) emas berisi manna yang penuh misteri di dalamnya, juga tongkat Harun yang telah bertunas, yang telah dibangkitkan, dan 2 loh batu yang diukir dengan Hukum Taurat. Di atas tutup tabut ini ada dua kerub, malaikat penuh kemegahan, dengan sayap terbentang menutupi tahta kemurahan atau belas kasihan. Namun sekarang bukan waktunya untuk membahas lebih lanjut detail penting dari hal-hal tersebut.
Jadi dengan pola ibadah yang ditentukan ini para imam akan secara rutin masuk keluar ruang suci (ruang pertama) untuk menjalankan kewajiban agama mereka. Dan Imam Besar hanya diijinkan masuk ke dalam Ruang Maha Suci sekali setahun dan dia tidak akan pernah bisa masuk tanpa terlebih dahulu mempersembahkan darah korban untuk dosa-dosanya sendiri dan untuk dosa umat.
Sekarang Roh Kudus menggunakan simbol-simbol dari pola ibadah ini untuk mengungkapkan bahwa cara kesucian yang sempurna belum dibukakan. Karena selama Bait Suci berdiri, itu adalah ilustrasi yang menunjuk kepada waktu kita sekarang, waktu penggenapan, mendemonstrasikan bahwa korban dan persembahan hewan telah gagal untuk membersihkan hati nurani setiap penyembah dengan sempurna. Karena pola ibadah lama ini adalah masalah aturan dan ritual lahiriah saja tentang makanan dan minuman serta upacara penyucian-penyucian yang diberlakukan kepada kita hanya sampai pada waktu yang ditentukan akan pemulihan hati yang telah tiba sekarang.
Tetapi sekarang Yang Diurapi telah menjadi Raja-Imam dari setiap hal luarbiasa yang telah datang. Karena Dia melayani di Bait Suci Surgawi yang lebih megah, lebih besar, dan lebih sempurna, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Dan Dia telah masuk sekali dan selamanya ke dalam Ruang Maha Suci, ruang paling suci dari semuanya, bukan dengan darah korban binatang, tetapi dengan darah yang sakral dari pengorbanan Diri-Nya sendiri. Dan Dia sendiri yang membuat keselamatan kita terjamin selamanya!
Di bawah kontrak (perjanjian) yang lama, darah lembu jantan, kambing, dan abu lembu, dipercikkan pada mereka yang tercemar dan secara efektif hanya menyucikan mereka secara lahiriah dari dosa dan pelanggaran mereka. Betapa lebih lagi darah sakral Mesias akan membersihkan hati nurani kita secara menyeluruh! Karena dengan kuasa Roh yang kekal Dia telah mempersembahkan diri-Nya kepada Tuhan sebagai Korban Sempurna yang sekarang membebaskan kita dari usaha kita yang mati untuk menyembah dan melayani Tuhan yang hidup.
Jadi Yesus adalah Pribadi yang telah membuat perjanjian baru dengan hubungan baru dengan Tuhan Allah sehingga mereka yang menerima panggilan ini akan menerima warisan kekal yang telah Dia janjikan kepada ahli waris-Nya. Karena Dia mati untuk membebaskan kita dari rasa bersalah karena pelanggaran yang dilakukan di bawah perjanjian yang pertama, Perjanjian Lama.
Sekarang, wasiat terakhir seseorang hanya dapat berlaku setelah orang itu terbukti telah meninggal; jika tidak, wasiat ini tidak bisa diberlakukan selama orang yang membuatnya masih hidup. Jadi inilah sebabnya mengapa bahkan Perjanjian Lama tidak diresmikan tanpa (pencurahan) darah hewan. Karena Musa memeteraikan perjanjian setelah dia memberi umat Tuhan semua perintah Hukum Taurat. Dia lalu mengambil darah anak sapi dan kambing, dengan air, wol merah tua, dan ranting hisop, dan memercikkan umat dan kitab perjanjian, sambil berkata,
Ini adalah darah perjanjian yang Tuhan perintahkan untuk engkau patuhi.
Dan kemudian Musa juga memerciki Bait Suci dengan darah dan setiap perkakas dan perabot yang dipergunakan dalam ibadah mereka. Bahkan sebenarnya, hampir semua yang di bawah hukum Taurat itu dimurnikan (dimeteraikan) dengan darah, karena pengampunan dosa hanya datang melalui darah yang ditumpahkan.
Maka dari itu semua perlambangan duniawi dari realita (contoh di) surgawi perlu dimurnikan dengan pengorbanan-pengorbanan hewan ini, tetapi segala perkara-perkara (Bait Suci) surgawi sendiri membutuhkan pengorbanan yang lebih superior dari yang di bumi. Karena Mesias tidak masuk ke dalam Bait Suci duniawi yang dibuat oleh manusia, yang hanyalah gema dan contoh dari Bait Suci yang sebenarnya, tetapi Dia masuk ke Surga sendiri untuk menyatakan Diri-nya di hadapan Tuhan sendiri ditempat (menggantikan) kita.
Di bawah Perjanjian Lama tahun demi tahun Imam Besar masuk ke Ruang Maha Suci dengan darah yang bukan miliknya. Tetapi Mesias tidak perlu berulang kali mempersembahkan Diri-Nya dari tahun ke tahun, karena itu berarti Dia harus menderita berulang kali sejak jatuhnya dunia ke dalam dosa. Tetapi sekarang Dia telah muncul pada penggenapan jaman untuk menghapuskan dosa sekali dan untuk selamanya dengan pengorbanan Diri-Nya sendiri!
Setiap manusia ditetapkan untuk mati sekali, dan kemudian menghadapi penghakiman Tuhan. Tetapi ketika kita mati kita akan berhadapan dengan Kristus, muka dengan muka, Dia yang mengalami kematian sekali bagi semua untuk menanggung dosa semua orang! Dan sekarang bagi mereka yang menunggu-Nya dengan sangat, Dia akan datang untuk kedua kalinya; bukan lagi untuk mengurusi dosa, tetapi untuk membawa kepenuhan keselamatan kepada kita.
Darah Yesus
Di Perjanjian Baru pun, Perjanjian Tuhan dengan kita dimeteraikan dengan darah. Kali ini bukan lagi dengan darah binatang diatas mezbah korban, bukan lagi dengan sunat pada tubuh lahiriah kita, tapi dengan darah-Nya sendiri diatas kayu Salib. Dan darah-Nya tidak lagi sekedar menutup dosa kita, tapi menghapuskannya. Darah-Nya membawa pengampunan dosa, hidup kita didamaikan-Nya dengan Bapa di Surga. Ia datang untuk menjadi tebusan bagi banyak orang, Matius 20:28.
2 Korintus 5:21, Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Seperti Daud berkata dalam Mazmur 32:1 atau Roma 4:7, berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Kita tahu sekarang bahwa karena Yesus, dosa kita tidak sekedar ditutupi, tapi dihapuskan!
Inilah kontrak baru itu, Perjanjian Baru yang dimeteraikan dengan darah Anak Domba Allah, Yesus Kristus yang mati diatas kayu Salib dan bangkit pada hari ketiga, sekarang duduk disebelah kanan Allah Bapa.
Amin.
Leave a Reply