Part 1 – Part 2
KEENAM, tidak ada air?
Keluaran 17:1-4, Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: “Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum.” Tetapi Musa berkata kepada mereka: “Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?” Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?”
Kembali persoalan air, seperti keluhan ke-2. Musa sekarang yang mulai tidak tahan. Tuhan memberikan jalan keluar dengan memerintahkan Musa memukul gunung batu di Horeb, ayat 5 dan 6. Ini bukan dosa Musa karena Tuhan sendiri yang memerintahkannya memukul batu itu. Dosa Musa ada pada Bilangan 20 ketika mereka berada di padang gurun Zin, mereka menghadapi persoalan yang sama. Dan karena Musa tidak tahan dengan sungut-sungut Israel, dia pun memukul bukit batu itu 2x dalam ayat 11. Padahal Tuhan menyuruhnya hanya mengucapkan perintah Tuhan (berkata) kepada bukit batu itu untuk mengeluarkan air.
Keluaran 17:7, Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: “Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?”
Keluhan ke-6 ini mulai jatuh pada kategori mereka telah mencobai TUHAN! Ya, mereka yang suka mengeluh adalah mereka yang tidak percayai Tuhan ada ditengah-tengah mereka. Tidak mempercayai kuasa-Nya, keluhan mereka menyangkali campur tangan Tuhan yang sebenarnya nyata dalam hidup mereka. Tapi mereka yang suka mengeluh, sedang memposisikan diri mereka pada sasaran murka Tuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Memang kadang tidak bisa dipungkiri bahwa hidup seringkali berjalan sama sekali diluar kehendak kita. Kalau kita tidak bisa mensyukuri semuanya, paling tidak tutup mulut anda untuk tidak mengeluh!
KETUJUH, tidak bisa menunggu?
Keluaran 32:1-35, Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: “Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir–kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.
Sabar menunggu bukanlah ditentukan oleh berapa lama kita bisa bertahan menunggu tapi bagaimana sikap kita bereaksi memberi respon terhadap apa yang kita tunggu. Dan hal ini nyata pertama kali dari keluhan yang keluar dari mulut kita.
Mengeluh sangat berkaitan erat dengan penyembahan berhala. Mereka yang mengeluh punya hati yang bercabang dan tidak setia. Dan dengan cepatnya kita bisa beralih ke perkara-perkara yang lain, termasuk meninggalkan Tuhan. Coba tanya diri kita untuk doa-doa kita yang sampai hari ini belum dijawab? Berapa yang masih dengan rendah hati datang kepada Tuhan dan meminta hal tersebut? Dan berapa yang dengan ketus berkata, ah malas! Bukan ini saja sikap kita, biasanya kita malah sudah lama berhenti berdoa, berhenti datang pada-Nya. Siapa yang berhenti berdoa dan berhenti menyembah Tuhan, telah mulai menyembah diri dan keinginannya sendiri. Ini adalah sapi emas kita! Keluaran 32:4.
KEDELAPAN, nasib buruk?
Bilangan 11:1-3, Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan. Lalu berteriaklah bangsa itu kepada Musa, dan Musa berdoa kepada TUHAN; maka padamlah api itu. Sebab itu orang menamai tempat itu Tabera, karena telah menyala api TUHAN di antara mereka.
Tidak bisa disangkali hidup dipadang gurun untuk waktu yang lama bukanlah hal yang mudah. Belum lagi mereka bergantung pada pimpinan Tuhan, yang ada lewat tiang awan dan tiang api (Bilangan 10:34-36). Bagus kedengarannya akan hal ini, dipimpin Tuhan secara ajaib. Namun prakteknya tidak semudah itu, sebab kapan tiang Tuhan itu terangkat, mereka harus ikut jalan. Kapan tiang itu berhenti, mereka berhenti. Kadang mereka berhenti berminggu-minggu atau berbulan-bulan, ketika mereka mulai merasa nyaman, tiang Tuhan itu terangkat lagi. Kadang mereka baru saja sampai disuatu tempat, mereka belum cukup beristirahat, tiang itu kembali terangkat berjalan. Berat dan sukar hidup mereka selama dipadang gurun. Jika anda ada disitu, dapatkah anda mengikuti tiang itu tanpa mengeluh?
Bisa saja umat Israel tidak mau mengikuti tiang Tuhan itu. Jika mereka memutuskan untuk tetap tinggal ketika tiang awan berangkat disiang hari, mereka akan terlepas dari bayangan awan itu yang melindungi mereka dari terik sinar matahari dipadang gurun. Demikian juga diwaktu malam, kalau mereka memutuskan untuk tetap tidur ketika tiang api itu berangkat, mereka bisa mati kedinginan ditinggalkan hangat tiang api yang menyertai mereka. Lagipula, jika mereka tertinggal, mereka akan jadi sasaran empuk serangan bangsa Amalek yang suka menyerang yang tertinggal dibelakang dalam rombongan orang Israel yang mengembara lama dipadang gurun. Tuntunan Tuhan adalah perlindungan Tuhan untuk kita, cobalah jangan mengeluh waktu Ia memerintahkan kita kembali berjalan. Amarah Tuhan tidak perlu bangkit atas kita kan?
KESEMBILAN, mau makan enak (daging)?
Bilangan 11:4-34, Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: “Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat.” Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.
Dalam Perjanjian Lama, Mesir selalu melambangkan dengan dunia ini yang penuh dengan kenyamanan dan hingar-bingar kehidupan manusia yang berdosa. Banyak dari tokoh-tokoh Alkitab yang jika pernah ke Mesir pasti kembali membawa dosa yang melekat dan melukai mereka dalam. Kisah Abraham yang ke Mesir (Kejadian 12) membawa Hagar yang melahirkan Ismael baginya (Kejadian 16), tindakan yang berusaha menolong Tuhan menggenapkan janji-Nya. Dosa Abraham yang kita semua masih menderita karenanya. Seandainya Abraham tidak ke Mesir. Lot yang menyikut pamannya dan memilih Lembah Yordan karena seperti Mesir (Kejadian 13:10). Tuhan melarang Ishak kesitu, Kejadian 26:2. Yakub dibawa Tuhan ke Mesir dalam Kejadian 45-46 dengan semua anak-anak dan keluarganya. Akhirnya mereka diperbudak selama 400 tahun disana, menggenapkan nubuatan Tuhan kepada Abraham dalam Kejadian 15:13-16.
Mesir dalam Perjanjian Lama adalah seperti dunia dengan kemegahannya dijaman sekarang ini, memberikan suatu kenyamanan dan gaya hidup enak begitu rupa. Banyak dari anak Tuhan merindukan semuanya ini, merindukan Mesir. Tidak mau memikul salib dan menyangkal daging, lebih mencintai dunia dan segala yang ada didalamnya. Tuhan pun dikejar hanya untuk mendapatkan berkat, sukses, uang, sehat, panjang umur dan segala macam keberhasilan. Kita tidak pernah sungguh-sungguh tertarik pada Siapa Dia dan Kepribadian-Nya. Tidak pernah sungguh-sungguh menginginkan hadirat-Nya dalam diri kita, yang penting berkat-Nya!
Perhatikan apa yang mereka inginkan dalam Bilangan 11:4-34, Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: “Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat.” Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.
Bandingkan dengan 1 Yohanes 2:15-17, Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Hati kita yang suka mengeluh karena banyaknya keinginan dan nafsu kita menunjukkan betapa bajingannya diri kita dihadapan Tuhan. Coba baca seluruh Bilangan 11 ini dan lihat bagaimana akhir mereka yang penuh nafsu rakus di ayat 33 dan 34. Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar. Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.
KESEPULUH
Bilangan 14:1-4, Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu. Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: “Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?” Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: “Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir.”
Kita kembali kepada keluhan orang Israel yang ke-10 di Bilangan 14. Mereka mengeluh setelah mendengar laporan 10 pengintai dalam Bilangan 13:31-33, Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.” Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” Mereka menolak mempercayai perkataan Yosua dan Kaleb dalam ayat 30.
Penolakan mereka adalah penolakan kepada Tuhan, Tuhan masih mengampuni mereka sesuai doa Musa, Bilangan 14:49. Tapi dalam ayat 20-23, berfirmanlah TUHAN: “Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu. Hanya, demi Aku yang hidup dan kemuliaan TUHAN memenuhi seluruh bumi: Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.
Sekali lagi, Tuhan hanya membutuhkan 10 tulah untuk mengeluarkan Israel dari Mesir. Tapi Ia perlu 40 tahun mengeluarkan Mesir dari hati mereka. Ya, pada akhirnya mereka bukan hanya berputar-putar selama 40 tahun dipadang gurun, tapi semua orang dari generasi yang keluar dari Mesir ini mati dibunuh Tuhan, kecuali Yosua dan Kaleb. Termasuk Musa yang hanya bisa memandang dari jauh ke tanah perjanjian itu sesaat sebelum ia mati di gunung Nebo, Ulangan 32:52.
Tragis, semuanya itu hanya karena hati yang tidak bisa bersyukur dan mulut yang tidak bisa ditahan untuk selalu menggurutu dan berkeluh kesah. Coba baca dan renungkan Ulangan 8.
1 Korintus 10:1-13, Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Amin.
Coba perhatikan kata murmur (bahasa Inggris yang berarti menggerutu dan mengeluh) jika digoogle.
Leave a Reply