Kolose 1:18-20, Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Yesus yang hebat ini juga adalah kepala dari gereja, yang mempersatukan seluruh tubuh-Nya, yaitu gereja Tuhan diseluruh dunia ini. Dialah menjadi yang sulung, yang paling utama dan paling dimuliakan diantara segala sesuatu sebab Ia yang pertama bangkit dari orang mati. Allah Bapa berkenan, Dia puas dan menyukai, untuk menemukan seluruh kepenuhan-Nya (yaitu keseluruhan dari kesempurnaan ilahi, kuasa dan atribut atau sifat Tuhan) tinggal dan berdiam didalam Yesus. Karena Dialah, sekali lagi, memperdamaikan (mempertemukan kembali, menyatukan lagi) segala sesuatu, baik yang dibumi ini maupun yang ada di Surga, dengan diri-Nya oleh darah salib Kristus.
Kematian Tuhan di Salib adalah suatu perkara yang sangat luarbiasa, suatu perkara yang menjadi pusat semesta, penggenapan dari semua nubuatan dan janji Kitab Suci, inti dari segala sesuatu, jawaban dari semua pertanyaan dan misteri sejak awal dunia dijadikan. Tuhan mati untuk mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, kepada ke-Tuhan-an-Nya, ke-Allah-an-Nya. Membawa segala sesuatu kembali kepada Kerajaan Surga lewat darah-Nya sendiri. Ya, pengampunan dosa oleh penumpahan darah. Tapi bukan oleh darah manusia (yang lain), namun oleh darah-Nya sendiri, Ia membatalkan hukuman dosa yaitu maut kepada mereka yang percaya pada-Nya. Ia mendamaikan, bukan sekedar reconcile, tapi suatu atonement. Ia memberi darah-Nya sendiri sebagai pendamaian, korban tebusan dosa.
Itu sebabnya Allah Bapa berkenan, puas untuk memberi seluruh kepenuhan-Nya berdiam didalam Yesus!
Leave a Reply