Matius 20:26-28, Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Photo above is the courtesy of www.LumoProject.com
Tulisan ini masih berkaitan dengan tulisan sebelumnya tentang Murid.
Tulisan Murid memberi penekanan pada keharusan kita meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Tuhan, untuk menjawab panggilan-Nya. Tidaklah mungkin kita bisa menyebut diri kita murid-Nya jika tidak demikian. Kita mengerti bahwa ada banyak hal yang harus kita lepaskan, dunia ini bahkan diri kita sendiri. Tuhan bukan hanya harus jadi nomor satu, Ia harus jadi yang satu-satunya, Ialah yang utama! Yohanes berkata dalam 1 Yohanes 2:15-17, Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Ya, kecuali kita belajar melakukan kehendak Allah, kita tidak mungkin bisa bertahan. Tetap hidup selama-lamanya dalam akhir ayat 17, punya pengertian berdiam, tinggal tetap selama-lamanya. Selama kita masih tetap memilih mengerjakan kehendak kita, kita tidak akan bisa bertahan. Kita harus belajar menyerah pada kehendak-Nya.
Ketika kita menyerah pada Kehendak-Nya
Dan dalam Daniel 11:32 bagian akhir, mereka yang memilih melakukan kehendak Allah akan menjadi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak. Dalam terjemahan berbeda disebutkan bahwa mereka akan melakukan perkara-perkara yang dunamis, yang besar (punya sifat meledak-ledak, memberi impact yang luarbiasa) .. and carry out great exploits.
Jadi ketika kita menyerah, melepaskan kehendak dan keinginan kita, memilih mengerjakan dan berjalan pada kehendak-Nya, kita justru menemukan diri kita mengerjakan perkara-perkara besar, yang tidak mungkin, yang membawa pengaruh dan impact luarbiasa.
Tapi hari itu, timbul kemarahan 10 murid-murid Yesus pada Yakobus dan Yohanes karena keinginan mereka mendapatkan posisi besar dan utama, Matius 20:24. Keinginan dan ambisi Yakobus dan Yohanes membuat mereka rela meminum cawan Tuhan (Matius 20:22) tanpa memahami semuanya ini dengan benar, ditambah hal ini disampaikan oleh ibu mereka (Matius 20:20).
Kerajaan Tuhan
Dalam Matius 20, sekali lagi Tuhan berbicara tentang Kerajaan-Nya melalui perumpamaan. Ayat 1, adapun hal Kerajaan Sorga.. . Pemikiran akan Kerajaan Tuhan ini menyebar luas begitu rupa terutama di kalangan murid-murid. Yesus berulang kali mengajarkannya pada mereka. Di tiga pasal sebelumnya mereka barusan saja mengerti Siapa Yesus sebenarnya, Mesias yang mereka nantikan selama ini, Matius 16:16. Wow, Dia ini Raja dan Pelepas yang selama ini kita nantikan. Kita akan merdeka dari jajahan Romawi segera! Pikir para murid, pemikiran yang berasal dari Yohanes 6:15. Belum lagi dipasal 19 sendiri, satu pasal sebelumnya, diayat 28 mereka mendengar janji Tuhan bahwa dalam Kerajaan-Nya yang akan datang mereka yang 12 ini akan duduk di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel (Matius 19:28).
Jadi di Matius 20:20, datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Ibu Yakobus dan Yohanes sendiri mendekati Tuhan dan meminta posisi paling dekat kepada Yesus. Ya, tidak bisa dipungkiri, ada banyak keinginan kita yang bersifat seperti ini. Keinginan penuh ambisi, keinginan menjadi luar biasa, mengerjakan perkara-perkara hebat, besar dan membawa impact yang meledak-ledak (exploits). Menjadi sukses dan berhasil, dalam pengertian kita dijaman modern ini.
Dalam beberapa paragraph berikutnya saya akan sering memakai kata mungkin. Mungkin, untuk menunjukkan kemungkinan yang bisa terjadi untuk menolong kita memahami lebih jauh apa yang sedang terjadi. Mungkin, karena hal-hal itu sendiri tidak tertulis di Alkitab tapi bisa saja terjadi. Coba ikuti saya dibawah ini untuk melihat semuanya dalam Matius 20:20 ini lebih jelas.
Ambisi Yakobus dan Yohanes
Dalam situasi ini, Yakobus dan Yohanes diwakili oleh bunda mereka yang datang langsung kepada Tuhan memintakan perkara ini. Mungkin Yakobus dan Yohanes takut menyampaikannya langsung, mungkin ini juga adalah keinginan dan ambisi kedua orang tua mereka. Bukankah ibu anak-anak Zebedeus ini berkata, berilah perintah, supaya kedua anakku ini.. anakku! Dapatkah kita bayangkan pandangan mata Zebedeus, dalam Matius 4:22, ketika 2 anaknya yang selama ini telah membantunya bekerja, meninggalkan segala sesuatu termasuk dirinya untuk pergi mengikuti Rabi muda yang luarbiasa ini. Kita mungkin berpikir bahwa ia memandang dengan kecewa, ditinggalkan ke-2 anaknya ini. Tapi situasi dalam Matius 20:20 bercerita perkara yang sebaliknya. Mungkin Zebedeus sendiri menginginkan kesempatan yang sama yang didapatkan anak-anaknya, bukan sekedar menjadi murid, tapi mempunyai kesempatan untuk dekat dengan Orang hebat ini. Ia melihat panggilan Tuhan dalam kacamata dunia, berambisi menjadi besar. Ya, tidak bisa dipungkiri keadaan masyarakat Israel yang tertekan saat itu oleh penjajah Romawi selama ini. Situasi politik seperti bom waktu, tinggal menunggu ada orang yang berani muncul didepan memimpin seluruh Israel bangkit. Yesus pun bahkan mempunyai seorang zelot yang menjadi murid-Nya, Matius 10:4. Zelot adalah kelompok kaum pemberontak terhadap Roma.
Mungkin bisa dibayangkan yang terjadi sebelumnya dirumah Zebedeus sendiri, telah terjadi perdebatan untuk memaksa ke-2 anak mereka maju menyampaikan keinginan ini sendiri kepada Yesus langsung. Atau ketika Tuhan berbicara tentang bagaimana mereka akan jadi nantinya dalam Matius 19:28, Zebedeus dan istrinya juga ada disitu mendengarkan Tuhan. Wah, luar biasa masa depan anak-anak kita. Duduk di 12 tahta menghakimi 12 suku Israel, pikir mereka. Segera mereka menoleh terhadap satu dan lainya, lantas Zebedeus berseru kepada istrinya, ah, tidak cukup! Ke-2 anak kita harus ada di kiri dan kanan Tuhan! Sampaikan ini segera pada-Nya. Jadi dalam Matius 20:20, datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.”
Keinginan duniawi keluarga Zebedeus
Berilah perintah! Grant my request, make a decree! Aku mau Yakobus dan Yohanes duduk disebelah kiri dan kanan-Mu, Tuhan. Yesuspun berbalik kepada Yakobus dan Yohanes, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Matius 20:22, merekapun menjawab, “Kami dapat.” Ya, mereka menjawab dengan penuh antusias. Tapi dalam terjemahan asli kata dapat disini, tidak memberi pengertian yang pasti. Artinya, jawaban mereka bahwa mereka bisa, lebih berbunyi, Ya Tuhan, bisa saja kami meminum cawan itu (Probably, we will!). Mereka sadar bahwa mereka tidak mengerti harga yang harus mereka bayar untuk permintaan mereka, tapi mereka tidak mau mundur dari kesempatan mencapai ambisi mereka, ambisi ayah dan ibu mereka. Yesus kemudian berkata, Matius 20:23, cawan-Ku memang akan kamu minum!
Yakobus segera mati dipenggal tidak lama setelah Yesus mati di Salib, Kisah Para Rasul 12:2. Tapi Yohanes menjadi murid Tuhan terakhir yang mati, bukan karena aniaya, tapi oleh umur lanjut. Ya, bukan karena aniaya sebab ia tidak mati-mati setelah dianiaya berulang kali. Ia akhirnya meninggal setelah diasingkan di pulau Patmos dimana ia menuliskan kitab Wahyu setelah mengalami penglihatan yang luarbiasa. Benar perkataan Tuhan, cawan-Ku memang akan kamu minum. Kamu benar-benar akan meminum cawan penderitaan-Ku dan dibaptis dalam kematian-Ku, ” kata Yesus kepada mereka.
“Tapi menjadi orang yang duduk di tempat kehormatan tertinggi bukanlah keputusan-Ku. Bapa-Ku adalah orang yang memilih dan mempersiapkan mereka. “ Lanjut Tuhan dalam Matius 20:23, The Passion translation. Ayat 24 berbunyi, Sepuluh murid lainnya mendengarkan semua ini, dan kemarahan yang penuh kecemburuan muncul di antara mereka terhadap kedua bersaudara itu, Yakobus dan Yohanes.
Politik Gereja
Jika saja Tuhan tidak menindaklanjuti situasi ini, maka 12 murid Tuhan inipun akan jatuh terjebak pada politik kotor diantara mereka sendiri memperebutkan posisi dan kekuasaan diantara mereka. Ya, itu yang terjadi bukan cuma dalam pemeritahan sekuler banyak bangsa dan negara didunia ini tapi juga dalam gereja-gereja Tuhan. Hamba-hamba Tuhanpun saling memperebutkan kekuasaan, posisi dan jabatan. Sebab makin tinggi posisi mereka, makin besar persembahan kasih yang diharapkan mereka. Makin tinggi jabatan mereka, potensi mereka untuk diundang makin luas. Makin besar mereka, hormat dan penghargaan juga akan makin besar diterima mereka.
Ini kata Tuhan dalam ayat 25-28, Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Di terjemahan berbeda, disebutkan seperti ini, Raja dan mereka yang memiliki otoritas besar di dunia ini memerintah dengan cara menindas rakyat mereka, seperti seorang tiran. Tapi ini bukan panggilanmu. Engkau harus memimpin dengan model yang sama sekali berbeda. Sebab yang terbesar di antaramu harus hidup sebagai orang yang dipanggil untuk melayani orang lain, karena kehormatan dan kemuliaan terbesar disediakan untuk mereka yang berhati seorang hamba. Sebab Anak Manusiapun tidak datang dengan berharap untuk dilayani oleh semua orang, tetapi untuk melayani semua orang, dan untuk memberikan hidup-Nya sebagai ganti keselamatan banyak orang. “
Talmidim, murid
Talmidim adalah kata Ibrani untuk murid. Talmidim punya pengertian mereka yang mengikut guru mereka, rabi mereka, kemana saja Ia pergi. Mereka yang bukan saja mendengarkan dan menerima ajaran rabi ini, tapi mengikuti dan meniru gaya hidupnya. Dan karena Yesus seorang Yahudi, seorang Rabi Yahudi dijaman-Nya, dengan 12 murid-Nya yang juga adalah orang-orang Yahudi, orang-orang Israel, maka perkataan Tuhan tentang melayani bukanlah sesuatu hal yang baru bagi mereka semua.
Seorang talmidim mengikuti guru atau rabinya kemana saja ia pergi, ia praktis hidup bersama rabinya. Makan bersama, tidur bersama. Bukan dalam pengertian seksual, tapi dalam satu rumah atau satu tempat. Mengerjakan apa saja bersama-sama. Dan disela-sela waktu kebersamaan mereka ini, sang rabi mengajarkan ajaran-ajarannya lewat perkataan dan contoh kehidupan. Seorang talmidim akan melayani sang rabi dalam segala perkara. Mulai dari ketika si guru bangun, sampai ia kembali tidur. Ia akan dilayani penuh, ditolong dalam segala macam urusan sehari-hari oleh si Talmidim. Ketika mereka berjalan bersama pergi ke suatu tempat, si Talmidim akan bertindak sebagai pengawal, pelayan, pembuka jalan dan yang menemani sang rabi.
Panggilan yang berbeda
Jadi ketika Tuhan berkata, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Matius 20:25, Iapun melanjutkannya dengan berkata, tidaklah demikian di antara kamu, panggilanmu berbeda. Ya, mereka yang menjadi murid-Nya, menjadi talmidim-Nya, mereka memahami bahwa mereka dipanggil untuk melayani. Ini prinsip yang mereka sangat mengerti dan sekali lagi Tuhan menjelaskannya, Engkau harus memimpin dengan model yang sama sekali berbeda. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; Sebab yang terbesar di antaramu harus hidup sebagai orang yang dipanggil untuk melayani orang lain, karena kehormatan dan kemuliaan terbesar disediakan untuk mereka yang berhati seorang hamba.