Kejadian pasal 1 adalah kisah penciptaan, pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi. Suatu kisah yang sampai sekarang terus menjadi perdebatan diantara umat manusia. Menurut Alkitab, Tuhan lah yang menciptakan semuanya ini. Tapi kisah ini, khususnya ayat 1-3, ditulis untuk menunjukkan sesuatu akan Firman Tuhan yang lebih dari sekedar kisah penciptaan pada umumnya.
Ayat 2 menunjukkan sesuatu yang berbeda dari apa yang terjadi dari ayat 1, bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Ada penafsir yang mengatakan bahwa ayat 1 adalah kisah dimana Tuhan menciptakan bahan-bahan atau material membangun dunia ini, ayat selanjutnya merupakan bentuk kerja bagaimana penciptaan itu dilaksanakan. Namun ada pula yang mengatakan bahwa ayat 1 dan ayat 2 menunjuk pada 2 kejadian yang berbeda sama sekali, bahkan dipisahkan oleh waktu yang tidak terhitung lamanya. Menurut tafsiran yang ini, ayat 1 menunjukkan Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan sempurna. Dan semuanya selesai dengan baik. Setelah beberapa saat lamanya, bisa bertahun-tahun atau berabad-abad kemudian (bahkan mungkin lebih lama), Iblis memberontak. Yehezkiel 28:17, Lukas 10:18. Dia dilempar dibumi dan menghancurkan segala sesuatu. Demikianlah kita menemukan Kejadian 1:2.
Yehezkiel 28:17, Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.
Lukas 10:18, Lalu kata Yesus kepada mereka: “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
Kejadian 1:2, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Yang terjadi kemudian adalah bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Hanya diterjemahan Indonesia dipakai kata bumi belum berbentuk dan kosong. Seakan-akan apa yang Tuhan kerjakan pada ayat 1 belum selesai. Tapi dalam terjemahan Inggris, ada sesuatu yang sedikit berbeda: And the earth was without form, and void. Bumi menjadi ada tanpa bentuknya, dengan kata lain bumi yang diciptakan pada ayat 1 menjadi rusak, hancur dan binasa. Void, tidak sekedar berarti kosong, tapi lebih berarti sebagai keadaan atau tempat yang ditinggalkan, menjadi sia-sia, hancur dan sama sekali berantakan, habis! Sepertinya tafsiran kedua lebih bisa diterima dalam hal ini. Tapi bukan itu yang sedang hendak ditunjukkan disini. Pertanyaannya, apakah hidup anda pernah mengalami hal seperti ini? Hancur, rusak dan habis binasa. Jika anda menghadapi hidup yang seperti itu, ingatlah hal ini, Tuhan adalah yang pertama mengalaminya. Dan yang Dia buat berikutnya adalah berfirman. Mengucapkan perkataan Firman-Nya yang pernuh kuasa itu:
Jadilah Terang!
Sebagai anak-anak Tuhan, kita orang-orang percaya tidak luput dari bencana, musibah dan masalah. Banyak kali semuanya itu justru terjadi diluar kuasa dan kendali kita. Dengan kata lain, bukan kita lah penyebab langsung apa yang menimpa kita itu. Bukan karena dosa dan kesalahan kita hal-hal buruk itu datang pada kita. Memang betul bahwa seringkali semuanya itu diijinkan Tuhan untuk menguji hati kita, menunjukkan siapa kita sebenarnya dibawah tekanan. Namun jika kita dekat dengan Dia, ini juga merupakan saatnya dimana kita bisa berdiri dengan teguh didalam Firman-Nya dan mulai mengucapkan Firman Tuhan itu dengan lantang: Jadilah Terang!
Itu sebabnya kita harus senantiasa tinggal dekat dengan Firman-Nya. Alkitab adalah Firman Tuhan yang tertulis untuk kita, tersedia 24 jam 7 hari seminggu. Setiap saat ada dengan kita. Bahkan ada dalam telepon pintar kita, tersedia setiap saat dan hanya sejauh sentuhan jari kita. Jangan pernah berkata Tuhan tidak berbicara pada saya jika kita tidak mau membaca Firman-Nya. Ada janji-janji Tuhan yang kuat dan berkuasa penuh, lebih hebat bahkan lebih nyata dari kenyataan hidup yang kita miliki. Semuanya tersedia bagi kita. Tapi bagaimana jika Firman Tuhan itu hanya tersimpan rapi dalam cetakan yang bagus didalam buku Alkitab atau didalam app smartphone kita, tapi bukan didalam hati kita? Mazmur 119:11. Penting bagi kita untuk menyisihkan waktu secara teratur (setiap hari), membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Hal ini lebih penting dari sekedar mendengarkan khotbah di hari Minggu. Kita perlu mengalami Tuhan sendiri (Ayub 42:5), bukan sekedar diajar oleh orang lain.
Mazmur 119:11, Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
Ayub 42:5, Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Bagaimana kita mengalami Tuhan sendiri? Pertama-tama lewat Firman-Nya. Bacalah dan renungkan Firman Tuhan itu sendiri, baca terus sampai Firman itu mulai berbicara di hati dan pikiran kita. Kita tidak bisa sekedar mengambil Firman itu dan langsung mengucapkannya begitu saja. memilih apa yang sekedar kita sukai, post di Facebook atau Instagram. Bahkan gantung di tembok. Bukan itu yang dimaksudkan disini. Firman itu suatu pribadi, kita perlu mengenal-Nya lebih dahulu. Kita perlu merenungkan dan melakukan apa yang dikatakan Firman Tuhan lebih dahulu sebelum kita memakai Firman Tuhan itu. Firman itu bukan sekedar kata-kata bagus atau filosofi hidup yang luarbiasa, Firman itu pribadi Tuhan itu sendiri. Nama-Nya adalah Yesus. Mari kita mengenal Dia lewat membaca Firman-Nya dari Alkitab yang kita punya.
Banyak orang yang mau mendengarkan suara Tuhan. Suara Tuhan adalah Firman Tuhan di Alkitab itu sendiri. Suara Tuhan itu sudah ada lewat Firman-Nya yang tersedia bagi kita dari Alkitab itu sendiri. Membaca Firman Tuhan dengan teratur akan menolong kita (bisa) mendengarkan Dia. Orang yang berusaha mendengarkan Dia tanpa mau meluangkan waktu membaca Alkitab dengan teratur akan berakhir mendengarkan hatinya sendiri atau bahkan mendengarkan suara setan. Kita tidak mungkin mendengarkan Dia berbicara pada kita jika kita tidak punya kerinduan membaca Firman-Nya dengan konsisten. Firman Tuhan itu hidup dan berkuasa, jadi yang pertama terpengaruh, yang pertama berubah, yang pertama mengalami-Nya adalah mereka yang membacanya lebih dahulu. Tidaklah sulit mendengarkan Dia berbicara pada kita. Waktu kita mulai membaca Firman-Nya, jika hanya sedikit lebih jauh kita membacanya, jika sedikit lebih lama lagi kita meluangkan waktu kita, kita pasti sudah mulai akan mendengarkan Dia berbicara pada kita. Dan karena hal ini, kita seharusnya membaca Alkitab terus, membacanya lebih lama, membacanya lebih sering.
Waktu Firman Tuhan mulai tinggal didalam kita, marilah kita mulai mengucapkannya. Bukan sekedar membaca dengan keras sampai telinga kita sendiri mendengarkannya. Tapi mulailah ucapkan terhadap situasi dan keadaan kita yang tidak berbentuk dan kosong: Jadilah Terang!
Tidak semua orang dipanggil untuk melayani Dia sebagai Hamba Tuhan (Pendeta). Tapi semua kita dipanggil untuk menjadi saksi. Matius 28:19-20, Kisah Para Rasul 1:8. Kita pun tidak harus menjadi nabi untuk punya kuasa mengucapkan Firman Tuhan bagi hidup kita. Tapi barangsiapa yang tinggal didalam Dia dan Firman-Nya didalam dia, apa yang didoakannya didengar Tuhan. Yohanes 15:7. Kata didoakannya, punya pengertian dipanggil untuk menjadi nyata. Called forth into existence. Disini pengertian bernubuat itu datang. Jadilah Terang! adalah perkataan nubuatan pertama yang diucapkan Tuhan sendiri kepada keadaan yang gelap, hancur berantakan, terhampar penuh kesia-sian. Dan sinar kemuliaan Tuhan itu terpancar menjadi terang kepada bumi yang hancur berantakan, rusak terhampar sia sia. Terang itu membawa harapan, keubahan dan titik awal yang baru!
Matius 28:19-20, Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Kisah Para Rasul 1:8, Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Yohanes 15:7, Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Sebenarnya bernubuat adalah sesederhana mendengarkan apa yang menjadi suara Tuhan dan mengucapkannya kepada suatu keadaan dan kondisi, atau mengucapkannya kepada seseorang. Tapi bagaimana bisa diucapkan (dengan penuh kuasa) jika Firman Tuhan itu TIDAK tinggal didalam orang yang mengucapkannya. Tinggalnya Firman Tuhan dalam seseorang jelas akan melahirkan iman yang membawa kuasa itu. Dan ketika Firman Tuhan itu diucapkan, Firman Tuhan itu tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang diperintahkan kepadanya. Yesaya 55:11.
Yesaya 55:11, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Firman Tuhan, entah itu dari apa yang tertulis di Alkitab ataupun yang diucapkan lewat khotbah, pengajaran dan nubuatan, bukanlah suatu perkataan kosong dan sia-sia. Firman Tuhan ini akan mengerjakan apa yang menjadi isi dari perkataan Firman Tuhan itu dan akan berhasil. Jangan meragukan Firman Tuhan, Firman Tuhan punya kuasa menciptakan: kuasa yang menjadikan sesuatu ada dari tidak ada. Dan Firman Tuhan punya kuasa membangkitkan: yang sakit bisa disembuhkan, yang susah akan dihiburkan, yang perlu ditolong akan ditolong bahkan yang mati bisa dibangkitkan. Tidak ada yang mustahil bagi Firman Tuhan.
Ada begitu banyak janji Tuhan bagi umat-Nya, tersedia senantiasa bagi kita semua lewat Alkitab. Menunggu diucapkan oleh seseorang yang tinggal didalam Dia dan Firman-Nya tinggal didalam orang itu. Menunggu dilepaskan dengan iman penuh kepada gelapnya situasi, kepada hancurnya suatu keadaan, kepada rusaknya suatu hamparan kesia-siaan.
Firman Tuhan itu membawa anugerah, penuh kasih karunia Tuhan yang berlimpah-limpah. Bukan sekedar kata-kata yang mati dan tidak membawa arti, tapi Firman Tuhan itu adalah pribadi kasih Tuhan itu sendiri. Nama-Nya Yesus Kristus. Yohanes 1:1-2. Ayat 3 bahkan menunjukkan bahwa segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Yesus itu sendiri adalah Tuhan si Pencipta. Dan didalam Dia ini, Firman Tuhan menjadi daging dan tinggal diantara manusia. Yohanes 1:14. Dari Dia kita mendapatkan penggenapan Hukum Taurat, Matius 5:17. Tuntutan Hukum Taurat digenapkan (dikerjakan) didalam Dia: Dia menjadi menjadi korban penghapus dosa bagi kita semua. 2 Korintus 5:21. Ibrani 9:22. Jadi Yesus bukan sekedar Tuhan si Pencipta, tapi Dia adalah yang mati dan bangkit sebagai korban penebusan hidup kita. Oleh Dia, kita telah dibeli kembali dengan darah-Nya, diperdamaikan kepada Bapa di Surga. Oleh Dia kita beroleh jalan masuk kepada tahta Kasih Karunia itu untuk memperoleh pertolongan kita pada waktunya Ibrani 4:16.
Yohanes 1:1-2, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Yohanes 1:14, Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Matius 5:17, Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
2 Korintus 5:21, Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Ibrani 9:22, Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Ibrani 4:16, Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Abraham Awusi
Mantap..Sangat memberkati..Haleluya