Part 1 – Part 2
Pada akhirnya, kita semua dituntut untuk menjaga hati tetap percaya kepada-Nya. Ibrani 4:3 (akhir) berkata, sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. Ya, jika kita tidak percaya, kita tidak akan mengalami Sabat, Sabbath. Di terjemahan lain dikatakan bahwa semua pekerjaan Tuhan telah diselesaikan-Nya sejak dari awal fondasi dunia diletakkan, bahwa Tuhan kemudian beristirahat pada hari ketujuh dari semua pekerjaan-Nya. Ini bukan berarti kita yang percaya harus memelihara hari Sabat. Tapi mereka yang tidak percaya, tidak akan bisa masuk dalam istirahat, atau perhentian itu. Bukankah manusia diciptakan paling akhir, bukan hanya dihari ke-6, tapi juga dibagian akhir dihari ke-6 setelah Tuhan selesai menciptakan hewan-hewan darat. Ini menunjukkan bahwa Tuhan SUDAH menyiapkan segala sesuatu lebih dahulu bagi kita, sebelum kita dijadikan-Nya. Jadi kita, manusia, ketika telah jadi dihari ke-6, semuanya sudah siap. Sekalipun ada perintah Tuhan untuk menguasai dan menaklukkan dunia ini setelah Ia menciptakan manusia, tapi yang pertama manusia alami setelah mereka jadi, adalah masuk pada perhentian bersama Tuhan di hari ke-7!
Makanya Firman Tuhan berkata, jika kita percaya kita masuk pada istirahat, pada perhentian itu. Rest, Sabbath, istirahat bahkan tidur, semuanya punya pengertian sama dan itu adalah hasil dari percaya, iman! Tidak heran ketika mereka bertanya kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” Yohanes 6:28-29.
Bukankah juga sesaat sebelum Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya di kayu Salib Ia berkata, sudah selesai! Yohanes 19:30. Diatas kayu Salib, urusan dosa Tuhan sudah selesaikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16. Jika demikian, apalagi yang kurang?
Mengenal Dia sebagai Pencipta, menolong kita melihat-Nya sebagai yang menolong hidup kita selama didunia ini. Mengenal Dia sebagai Penebus, menolong kita melihat-Nya sebagai yang menyelamatkan kita dari kebinasaan kekal. Semua sudah selesai!
Mazmur 127:2, Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
Kita sangat menyukai ayat ini, ketika kita tidur kita diberkati. Padahal, Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur, adalah terjemahan yang salah. Ini banyak didapat pada terjemahan-terjemahan lama yang tidak mengacu pada bahasa asli Ibrani. Termasuk di Terjemahan Baru (Indonesia) yang sudah lama, tapi masih sangat populer. Terjemahan ini sangat dipengaruhi oleh teologi kemakmuran. Dan entah apa yang kita pikir, dalam tidurpun kita mau Tuhan memberi kita duit! Bisakah kemalasan direstui Tuhan?
Terjemahan sebenarnya berkata, Ia memberikan kepada yang dicintai-Nya tidur. Coba perhatikan ayat ini pada KJV, NKJV, NIV, NASB, ESV.
Ya, berkat Tuhan yang sebenarnya bukan diberikan pada waktu tidur. Tapi bisa tidur itu sendiri adalah berkat untuk mereka yang percaya kepada-Nya. Bisa beristirahat, bisa tidur, adalah refleksi iman yang kuat pada janji Firman-Nya. Orang berduit susah tidur karena duitnya yang banyak, orang miskin apalagi, karena tidak punya uang. Tapi mereka yang percaya bahwa Tuhan pelihara hidup mereka, entah mereka punya uang atau tidak, tetap bisa tidur nyenyak!
Perhatikan bahwa dalam Markus 4:37-38, Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus bisa tidur nyenyak ditengah badai besar yang sedang hampir menenggelamkan perahu yang ditumpangi-Nya. Kita mungkin berpikir, untung murid-murid-Nya membangunkan dia! Kita tidak pernah berpikir, untung Yesus ada disitu, sekalipun Ia tertidur! Kalau kita tidak memahami Ibrani 4:3, kita pasti kebingungan ketika Ia berbalik pada murid-murid-Nya dan berkata Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? dalam ayat 40. Sebab perkataan ini seakan-akan menunjukkan bahwa Ia marah dibangunkan!
Ya, banyak dari kita selalu terburu-buru menengking pergi semua badai yang datang menghampiri kita. Padahal kita tahu bahwa kebanyakan tengkingan kita tidak pernah bisa berhasil, sebab kenyataan yang biasa terjadi bahwa badainya justru makin besar. Kebiasaan menengking ini menunjukkan hati kita yang tidak percaya bahwa Ia sanggup menolong kita berjalan melalui badai! Tengkingan kita menunjukkan penolakan kita akan proses Tuhan dalam hidup kita. Seruan murid-murid Tuhan, sama seperti kebanyakan doa kita, terdengar lebih seperti keluhan daripada iman percaya pada-Nya. Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?
Ketika kita percaya pada-Nya, kita bisa tidur!
Ibrani 11:1, iman adalah
- dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan
- bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Percaya pada-Nya adalah percaya bahwa waktu-Nya lebih baik. Bahwa waktu-Nya lebih sempurna, lebih tepat bagi kita. Dan Tuhan mengatur segala sesuatunya indah pada waktunya, Pengkhotbah 3:11. Ia dengan sengaja datang terlambat dalam kisah Yohanes 11 supaya kita punya cerita Lazarus dibangkitkan, bukan sekedar disembuhkan. Mengapa kita tidak belajar menyerahkan waktu kita, dan bersabar menunggu waktu-Nya? Jika apa yang kita minta tidak dijawab sesuai dengan waktu yang kita kehendaki, kita harus belajar mengubah jadwal kita!
Percaya pada-Nya adalah percaya bahwa jalan-Nya lebih baik. Sekalipun itu sangat berbeda dengan jalan-jalan kita, sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Yesaya 55:8. Ayat 9 lalu berkata, seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Kita harus belajar melihat bahwa rancangan, rencana dan jalan-Nya jauh lebih baik untuk kita. Berhentilah memaksakan mau dan kehendak kita, belajar menyerah pada kehendak Tuhan. Sebab Firman-Nya TIDAK AKAN PERNAH GAGAL! Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya, Yesaya 55:10-11. Dan ini janji Tuhan untuk kita yang mau menyerah pada jalan-jalan-Nya, sungguh! kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan. Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap, Yesaya 55:12-13.
Percaya pada-Nya adalah percaya bahwa kuasa-Nya SANGGUP dan IA MAU menolong kita! Tidak ada yang mustahil bagi Dia, dan juga bagi yang percaya pada-Nya. Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin, Matius 19:26. Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya! Markus 9:23.
Jika kita bisa melihat bahwa waktu Tuhan lebih baik, jalan-Nya lebih sempurna, barulah kita akan bisa menyadari bahwa kuasa Tuhan itu luarbiasa. Sebab jika Ia sudah membuka pintu itu, tidak akan ada yang dapat menutupnya lagi sama sekali. Wahyu 3:7. Jika kita percaya, gunung itu bisa pindah! Matius 17:20. Namun jika kita ragu, kita sedang menciptakan gunung yang besar yang sama sekali tidak bisa dipindahkan lagi!
Ibrani 4:3, ketika kita percaya, kita akan masuk ke tempat perhentian Tuhan. Ketika kita beriman pada-Nya, kita bisa beristirahat dengan tenang mengetahui Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Dia pasti memelihara hidup kita, bagaimanapun situasi kita!
Amin
Bambang Wiedyo
Terimakasih Arnold, Firman ini buat saya.
Sebagai dokter praktek, hati saya percaya pada kebenaran Firman Tuhan. Tetapi logika saya sering menganggu :-).
Saya sudah 2 kali pasien saya meninggal dengan hasil swab positif. Pertama bulan Mei, yang terakhir bulan Januari kemaren.
Kondisi ini membuat saya khawatir. Hati saya percaya, tapi nyatanya logika medis saya melihat fakta bahwa ada resiko tertular dan bisa saja fatal.
Saya kembali diingatkan Firman yang berbunyi “hidup adalah bagi Kristus, mati merupakan keuntungan”.
Saya perlu melawan logika saya dengan berserah penuh, menjaga hati, sehingga kekuatiran bisa hilang. Saya bisa rest, praktek tanpa ada kekuatiran.
Terimakasih untuk Firman yang menguatkan ini. Blessing