Musuh 1: Mengalahkan (rasa) penolakan
Hal pertama yang menjadi musuh Daud adalah penolakan dari dalam keluarganya. Lahir sebagai yang bungsu dari 7 atau 8 saudara, 1 Samuel 17:12–14, 1 Tawarikh 2:12–16, tidak menjadikan Daud sebagai yang paling dikasihi atau dimanja didalam keluarga Isai, atau Jesse, yang berasal dari Bethlehem, 1 Samuel 16:1. Ketika Samuel datang ke rumah Isai, Daud tidak masuk hitungan ayahnya untuk dipertunjukkan dihadapan Samuel, 1 Samuel 16:11.
Dia tidak dipanggil bersama-sama dengan saudara-saudaranya yang lain untuk dikuduskan pada upacara pengorbanan, 1 Samuel 16:5, bukan karena ia masih kecil. Tapi karena ia juga tidak ada dalam rumah, ayahnya telah menyuruhnya pergi menggembalakan kambing domba, 1 Samuel 16:11. Pertanyaannya adalah apakah ia sangat dipercaya sejak mudanya mengurus bisnis keluarga sehingga ia telah menggembalakan kambing domba ayahnya sejak kecilnya? Atau ia sengaja disingkirkan jauh-jauh dari rumah Isai? 1 Samuel 17:28, menunjukkan pada kita bahwa cuma 2-3 ekor domba yang digembalakan oleh Daud. Kawanan ini bukanlah bisnis besar, yang lebih menyedihkan lagi adalah bahwa bapa Isai membiarkan anak kecil ini, si Daud, yang pergi menggembalakan kawanan yang cuma 2-3 ekor tersebut di padang diluar sendirian. Tidak adakah orang upahan ayahnya untuk mengerjakan hal ini, bukankah 2-3 ekor itu bisa ditaruh dibelakang rumah saja. Ayah macam apa yang tega melepaskan Daud dipadang sendirian dan harus menghadapi singa dan beruang? 1 Samuel 17:34. Tidak heran Daud menuliskan perkataan ini dalam Mazmurnya, sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku. Mazmur 27:10.
Mungkin juga hal ini disebabkan oleh Daud sendiri. Perhatikan apa yang dikatakan Daud dalam 1 Samuel 17:26, apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup? Hal-hal ini mengganggu Eliab, kakaknya yang paling tua di ayat 28. Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran. Seringkali, keberanian (atau iman?) seorang anak kecil yang nyata ditengah-tengah kesulitan, lebih mengganggu yang lain daripada mendorong dan memberi semangat. Sikap Daud yang menolak lari bersembunyi seperti semua tentara yang lain, 1 Samuel 17:24, termasuk kakaknya sendiri yang ikut lari ketakutan, membuat kakaknya marah dan mengganggap Daud jahat (berhati buruk) dan bersikap sombong, 1 Samuel 17:28. Ya, keberanian karena iman seringkali disalah artikan oleh banyak orang, apalagi ketika Daud berani melawan arus! Sikap Daud di medan pertempuran dalam 1 Samuel 17 ini tidaklah terjadi barusan saja di tempat itu. Keberaniannya melawan arus orang banyak yang mungkin membuatnya ditolak dari rumahnya sendiri, tapi juga yang membuatnya tetap berdiri tegak dan tidak lari menghadapi singa dan beruang. 1 Samuel 17:34.
Iman itu tidaklah dibangun ketika Goliat datang, iman itu pertama dibangun ditempat sunyi ketika kita seorang diri. Mazmur 23:1, TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku, tidaklah ditulis ketika Daud telah menjadi Raja. Mazmur ini ditulis ketika ia masih sendirian diluar sana, dipadang menggembalakan 2-3 domba ayahnya. Ia telah belajar menemukan Tuhan sebagai gembalanya, bahwa didalam Tuhan ia menemukan kecukupan. Ketika dia punya Tuhan, dia udah punya cukup. Perkataan takkan kekurangan aku, bukanlah berarti bahwa semua sudah dipenuhi, tapi Daud mengerti bahwa kalau Tuhan ada dengan dia, dia tidak memerlukan yang lain lagi. Kehadiran Tuhan, Pribadi-Nya, Firman-Nya, udah cukup bagi Daud. Ia tidak sendiri lagi! Ia tahu Tuhan menyertai dia, Tuhan dipihak dia.
Musuh 2: Mengalahkan (rasa) ketakutan
Singa dan Beruang adalah musuh-musuh berikut, bisa disebut yang kedua dan yang ketiga. Tapi kedua binatang ini hanya disebutkan dalam 1 Samuel 17:34-35. Tidak ada referensi ayat-ayat yang lainnya. Daud bahkan tidak menyinggung kedua binatang ini dalam tulisan-tulisannya di Mazmur atau kitab-kitab yang lain.
Jadi selain Simson, Hakim-hakim 14:6, Daud juga telah membunuh Singa. Bahkan Daud melakukannya ketika ia terhitung masih anak-anak, sebelum menghadapi Goliat. Dan Daud melakukannya bukan dengan kekuatan super seperti Simson, murni pada keberanian (iman?) nya menghadapi 2 binatang menakutkan ini. Daud rupanya telah menjadi manusia perang sejak kecilnya, dan ia bukan orang yang mundur hanya karena lawannya lebih besar dan lebih hebat dari dia. Yang menarik bahwa kedua binatang ini disebutkan ketika Daud akan menghadapi Goliat. Goliat memiliki tinggi 6 hasta sejengkal, atau hampir 3,25 meter. Tinggi rata-rata Singa adalah 1-1,2 meter. Tinggi Beruang (coklat) berkisar di 70cm sampai 1,5 meter. Beruang Kutub bisa mencapai 2,5 meter, tapi Beruang di Timur Tengah adalah jenis Beruang Coklat, Beruang Coklat Syria. Jadi rupanya musuh Daud tidak bertambah kecil, setelah mengalahkan rasa sendirinya, ia menghadapi Singa. Lalu Beruang yang lebih besar dan lebih tinggi dari Singa. Dan sekarang dalam 1 Samuel 17, ia menghadapi Goliat.
Singa, Beruang dan Goliat, tiga-tiganya menggambarkan ketakutan. Ketakutan yang semakin besar dihadapi Daud. Masalahnya meningkat setelah ia menang dari masalah sebelumnya. Tapi demikian imannya juga bertumbuh lebih besar, sampai ia siap menghadapi Goliat. Tuhan menguji Daud satu demi satu, setahap demi setahap. Dia tidak langsung memberi Goliat, tapi Singa dan Beruang lebih dahulu. Imannya menjadi terlatih dari perkara yang lebih kecil menuju ke perkara yang lebih besar. Daud tidak takut menghadapi semuanya, satu-satu dikalahkannya bersama Tuhan.
Ketika dia datang menghadapi Goliat di medan pertempuran, Goliat berkata, aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang, 1 Samuel 17:44. Tapi Daud justru berkata, hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, 1 Samuel 17:46. Daud dengan beraninya menantang bahwa bukan hanya daging Goliat, tapi daging mayat tentara-tentara Filistin juga. Daud rupanya tidak hanya melihat Goliat yang akan dikalahkannya, ia tahu ia akan mengalahkan seluruh tentara Filistin hari itu.
Sejak kemunculan Goliat, 1 Samuel 17:4, penampilan dan perawakannya membawa rasa takut yang besar kepada tentara Israel. 1 Samuel 17:11. Masalahnya memang bukan hanya bahwa Goliat adalah manusia perang, tapi di masa itu tentara Israel sendiri belum cukup matang dengan pengalaman dan perlengkapan perang. Saul adalah raja pertama dan Filistin adalah musuh utama mereka saat itu, dan Israel baru mulai keluar dari cengkraman Filistin yang menguasai mereka. Dalam 1 Samuel 3:18-22 disebutkan bahwa cuma Saul dan Yonathan yang memiliki pedang dan lembing. Nanti ketika dijaman Daud menjadi raja penuh atas Israel, tentara Israel mencapai kejayaan mereka. Mereka membunuh banyak Goliat-goliat yang lain, 2 Samuel 21:15-22.
Kehadiran Daud di 1 Samuel 17 sebenarnya menggambarkan bagaimana tentara Israel yang masih sangat muda sebagai suatu bangsa yang baru saja mulai berdiri sendiri. Tapi Daud datang dengan roh dan semangat berbeda, tidak seperti yang dimiliki oleh semua tentara Israel yang lainnya. Itu sebabnya Tuhan memilih dia dalam 1 Samuel 16:7, 12. Tuhan tahu hati Daud yang tidak kecut menghadapi Goliat, tidak seperti Eliab yang cuma penampilannya yang mengesankan Samuel nabi Tuhan tapi hatinya takut menghadapi Goliat, 1 Samuel 16:6, 1 Samuel 17:28. Coba bayangkan apa yang dipikirkan kakak-kakak Daud, Eliab, Abinadab, dan Syama ketika melihat Daud berjalan maju menghadapi Goliat, sendirian.
Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu. 1 Samuel 17:40. Ya, Daud turun ke medan perang hanya dengan tongkat ditangannya dan 5 batu licin, kecil, yang ditaruh dalam kantung gembalanya. Daud tidak menghadapi Goliat dengan senjata perang, ia menghadapi musuhnya ini dengan nama Tuhan. Ia percaya dan tahu bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Dia mengerti sebab di tangan Tuhanlah pertempuran, bukan ditangan para pahlawan dan tentara. 1 Samuel 17:47.
Tidak bisa dimengerti oleh ketiga saudara Daud hari itu, mungkin mereka semua berpikir bagaimana nanti menjelaskan pada ayah mereka tentang si kecil nakal ini, tewas di medan pertempuran dibunuh Goliat. Ya, perilaku Daud yang bagi Eliab dianggap angkuh (sombong) dan sok jago (jahat), 1 Samuel 17:28-29. Apalagi ketika dilihat mereka bahwa Daud maju tanpa baju perang, perisai. Tidak membawa pedang ataupun lembing. Ia maju sendirian hanya dengan tongkat ditangannya, seperti Daud yang sedang akan pergi ke padang membawa 3-4 ekor domba ayah mereka. Bagi mereka, ini lebih kelihatan seperti sikap yang memandang rendah masalah besar didepan mata mereka. Belum lagi, ketika Daud dan Goliat mulai berhadapan, mereka mendengarkan kata-kata Daud yang bagi mereka bukan sama sekali perkataan iman, tapi lebih seperti perkataan seorang yang sok jago. Waduh, adik kita ini maju menghadapi Goliat bukan dengan membawa senjata tapi kata-kata pedas dan angkuh. Lihat, ia maju sendirian, nekat! Padahal kita semua ketakutan dan sedang bersembunyi! Pikir Eliab, Abinadab, dan Syama.
Menarik untuk diperhatikan bahwa Daud juga sebenarnya mencoba mengenakan pakaian perang Saul. Tapi ia melepaskannya bukan karena pakaian ini kebesaran, tapi karena ia belum pernah berkelahi, berperang dengan pakaian perang seperti itu. Itu sebabnya ia menanggalkan pakaian perang itu. 1 Samuel 17:38-39. Daud rupanya terbiasa hanya dengan tongkat gembala dan umban ditangannya.
Tapi seperti pengalaman-pengalaman sebelumnya, ketika Daud menghadapi Singa dan Beruang, ia pun kali ini tetap tidak berusaha meningkatkan persenjataan dan perlengkapan tempurnya. Cuma imannya yang nyata bertambah besar. TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu, katanya pada Saul. 1 Samuel 17:37. Masalahnya yang bertambah besar ini, tidak menciutkan nyalinya. Justru imannya ikut bertumbuh dengan nyata. Senjata yang sebenarnya dibawa Daud bukanlah tongkat gembala itu sendiri. Tongkat gembala lebih berperan sebagai senjata cadangannya. Ia cuma pergi ke sungai kecil dekat medan perang itu, mengambil peluru (batu) yang ia perlukan. Cukup 5 biji batu licin, cukup kecil untuk bisa ditaruhnya di kantong gembalanya. Di ayat 49, 1 Samuel 17, lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya! Ditembakkan batu itu dengan cara mengumbannya, menggunakan umban atau semacam ketapel, sebuah kantung kulit kecil atau ayaman wol yang terikat pada tali yang cukup panjang yang kemudian bisa diayunkan dengan cara diputar dan dilepas! Dikemudian hari, Daud sendiri memiliki pasukan pengumban ini. 1 Tawarikh 12:2.
Lanjut baca...
Batu yang diumbankan Daud ini langsung mengenai kepada Goliat, tepat di dahinya. Begitu keras dan tepat, masuk menembus tengkorak dahi si Goliat. Batu ini diketemukan tertanam di dahi depan Goliat. 1 Samuel 17:49. Goliat pun jatuh terjerembab tak bernyawa. Ia mati tanpa pedang! 1 Samuel 17:50. Persis seperti kata Daud, Tuhan melepaskan tanpa pedang. 1 Samuel 17:47.
Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka. Maka bangkitlah orang-orang Israel dan Yehuda, mereka bersorak-sorak lalu mengejar orang-orang Filistin. 1 Samuel 17:51-52. Gegap gempita, sorak-sorak peperangan bergemuruh, tentera Israel bangkit and menyerbu tentara Filistin yang lari ketakutan menyaksikan Goliat tumbang ditangan seorang anak kecil!
Tidak bisa dibayangkan bagaimana sorak-sorak yang bergemuruh saat itu. Ketika masalah yang menakutkan sebesar Goliat muncul, Tuhan mengutus seorang anak (gembala) kecil. Bukan seorang pahlawan perang yang diutus, bukan seorang dewasa, bukan lawan yang lebih hebat, lebih besar yang datang menghadapi Goliat ini. Hanya seorang anak kecil diberikan Tuhan menghadapi raksasa musuh. Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat? 1 Samuel 17:43. Goliat pun sebenarnya terkejut dan melihat kehadiran Daud sebagai suatu olok-olok. Ya, Tuhan yang mengolok-olok Goliat. Bagi Tuhan, raksasa menakutkan sebesar 3 meter lebih ini, bisa dikalahkan oleh seorang anak (gembala) kecil. Dia tidak perlu mengirim tentara malaikatnya, apalagi si Archangel Michael, si Malaikat Penghulu Perang-Nya.
Bukan cuma Daud, Samuel pun datang dalam bentuk bayi yang lahir dari Hana, sebagai juruselamat utusan Tuhan menolong Israel keluar dari raksasa kemandulan rohani Israel. 1 Samuel 1.
Musa diutus Tuhan melepaskan Israel dari raksasa Firaun dengan bangsa Mesirnya yang memperbudak mereka selama 400 tahun. Ia pertama muncul sebagai bayi yang tidak takut, wajahnya tenang bercahaya, menghadapi perintah Firaun yang seharusnya membuat ia terbuang ke sungai Nil. Ibrani 11:23, wajah bayi Musa yang elok disini dalam terjemahan Amplified bukan menunjukkan kecantikan fisiknya tapi ketenangan jiwa bayi ini yang lahir ditengah situasi politik yang sangat menakutkan.
Nabi Yeremia pun masih terlalu kecil untuk pergi membawa suara Tuhan kepada Israel yang keras kepala, Yeremia 1:6. Daniel, Sadrak, Mesak dan Abednego, masih muda dan anak-anak ketika dipilih Tuhan. Daniel 1:3-7. Tuhan sendiri datang ke dunia ini menjadi Juruselamat manusia, lahir sebagai bayi. Yesaya 9:6. Ia tidak datang dari langit, turun seperti Superman, atau alien!
Sedikit yang menarik disini, komik Superman pun pada awalnya digambarkan datang sebagai bayi. Bukan sebagai manusia super yang sudah dewasa, langsung turun dari langit. Perlu diperhatikan, cerita komik ini ditulis oleh seorang yahudi.
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Yesaya 9:6.
Musuh 3: Mengalahkan dirinya sendiri
Musuh berikut Daud adalah Saul sendiri. Dimulai dengan nyanyian perempuan-perempuan Israel dalam 1 Samuel 18:7, ayat 8 berbunyi, lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat. Saul kemudian dibakar oleh api cemburu. Daud sekarang harus mulai lari meloloskan dirinya dari ancaman dan usaha pembunuhan yang dikerjakan oleh Saul. Ada berkisar 10 sampai 15 tahun kira-kira pelarian Daud ini sampai ia kemudian dijadikan raja oleh Israel di 2 Samuel 5. Suatu proses yang panjang yang harus dihadapi oleh Daud.
Ketika Saul dihadapi Daud, Saul tidak datang untuk berduel dengan Daud seperti Goliat. Tidak seperti Singa dan Beruang yang datang untuk merebut apa yang dijaga oleh Daud. Saul juga tidak datang melawan Daud ditegah kesendirian Daud dipadang waktu ia masih kecil. Tapi Saul datang dengan seluruh pasukan dan kerajaan-Nya. Jadi Daud praktis harus berhadapan dengan negara dan bangsanya sendiri ketika Saul menjadi musuhnya. Ini musuh yang jauh lebih besar dari Singa, Beruang, dan Goliat itu. Musuh yang bahkan mungkin terlalu besar bagi seorang Daud. Dan lebih parahnya, Daud tahu bahwa Tuhan tidak mau ia membunuh Saul. 1 Samuel 24:6, 26:11.
Ada 2 kali peristiwa dimana Daud menemukan kesempatan emas membunuh Saul, Saul seperti telah diberikan kepada Daud untuk dihabisi. 1 Samuel 24 & 26. Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik. 1 Samuel 24:4. Ini diperkatakan oleh orang-orang Daud ketika Saul seorang diri memasuki gua mereka bersembunyi (untuk bab). Dan kemudian ketika Daud bersama Abisai turun ke perkemahan Saul yang lagi terlelap dengan seluruh tentaranya, Abisai berkata, pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali. 1 Samuel 26:8. Tapi 2x pun Daud menjawab hal yang sama, dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN. 1 Samuel 24:6, 26:11.
Dengan kata lain, dalam perkara ini pun Firman Tuhan tetap sama bagi Daud, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran. 1 Samuel 17:47. Dalam mengalahkan musuh inipun, Tuhan mau Daud bersandar penuh pada-Nya. Tidak menggunakan keahlian perangnya, tidak memakai pedang dan lembing untuk mengalahkan Saul. Daud harus bertahan sampai waktunya Tuhan sendiri yang turun tangan membunuh Saul. Dan dia harus bertahan tanpa kehilangan imannya.
Amsal 16:32 berkata, orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. Diterjemahan lainnya disebutkan, lemah lembut dan rendah hati lebih baik dari pada otot, penguasaan diri lebih baik dari pada kekuasan politik. Juga diterjemahan lain dikatakan, maukah engkau menjadi orang yang hebat dan perkasa? Lebih baik dikenal sebagai yang sabar dan lambat marah. Maukah engkau menaklukkan sebuah kota? Kuasai amarahmu sebelum engkau menaklukkan sebuah kota. Bahkan diterjemahan Septuaginta, ayat ini berbunyi bahwa lebih baik menjadi seseorang yang memaafkan dari pada seorang yang kuat.
Tuhan mau Daud mengalahkan Saul dengan roh yang berbeda. Melawan kecemburuan, kekerasan, sikap dan tingkah Saul yang selalu melibatkan kekuatan fisik yang mempunyai kecendrungan untuk melukai, merusak dan membunuh, dengan kelembutan, kerendahan hati dan memaafkan, serta mengalah. Daud bahkan datang pada titik dimana ia harus lari dan tinggal didaerah musuh selama lebih dari satu tahun. Disitupun masalahnya tidak berakhir karena tempat dimana mereka berlindung, kota Ziklag, sempat direbut dan ditawan oleh orang Amalek di 1 Samuel 30. Tapi Daud berhasil melewati semuanya ini tanpa memakai tangannya sendiri membunuh Saul. Ya, ia bukan lolos tapi lulus dari ujian Tuhan atasnya.
Saul mati dalam pertempuran dengan Filistin bersama Yonathan, Abinadab dan Malkisua, 1 Samuel 31:3-4. Pertempuran yang hampir saja melibatkan Daud juga sebagai bagian tentara Filistin, 1 Samuel 29:6. Untung Tuhan menimbulkan keresahan diantara para panglima perang Filistin, 1 Samuel 29:3-4. Jika tidak, Saul bisa saja mati ditangan Daud.
Jika seandainya Saul berlaku berbeda kepada Daud, tidak menjadi cemburu dan hendak membunuh Daud, mungkin kisah raja pertama Israel menjadi sangat berbeda. Ia bisa menjadi figur bapa yang luar biasa kepada Daud, menjadi teladan raja yang baik yang kemudian bisa diwariskan sebagai suatu legacy kepada orang Israel di kemudian hari. Sayangnya, cuma anak-anak Saul yang mengasihi Daud. Yonathan, 1 Samuel 18:1, dan Milka, 1 Samuel 18:20.
Setelah Saul mati, Daud akhirnya menjadi raja. Ia berumur tiga puluh tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai raja Israel yang kedua. Di Hebron ia memerintah atas Yehuda 7 tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah 33 tahun atas seluruh Israel dan Yehuda. 2 Samuel 5:4-5.
Kalis Stevanus
Thanks bro. Mantap
Arnold
Mantap!
Simon Katimin
Mantaaappp bro…sangat terberkati saya…
Arnold
Luar biasa! Maturnuwun bro…
26
Berkat
Arnold
You’re welcome
Geges
Mantap Manol … I’m so blessed 🙏🏼🙏🏼🙏🏼
Arnold
Hallelujah!
Hengky
Mantap brother 🙏