(If you want to read the English version, please click here.)
Berapa banyak dari kita yang hidup dengan ucapan syukur dan penyembahan setiap hari, setiap saat kepada Dia, Yesus Tuhan? Bersyukurlah! Beri Dia sembahmu! Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 1 Tesalonika 5:16-18.
Seringkali kita mendapati kata-kata ini di FB atau Instagram: tidak dipenjara, tidak di rumah sakit, tidak di dalam kubur. Bersyukurlah kepada Tuhan untuk suatu hari yang baru. Bisakah saya mendapat Amen, Like? Memang betul kita harus bersyukur kepada Tuhan kalau anda tidak dipenjara, tidak di rumah sakit dan tidak di kubur. Tapi bagaimana dengan mereka yang dipenjara, yang di rumah sakit, yang telah meninggal? Apakah mereka boleh tidak bersyukur, punya hak untuk komplain dan mengeluh sebab hidup mereka tidak sesuai dengan yang seharusnya? Bagi yang dipenjara, kita mungkin berpikir mereka sepantas nya dihukum karena kejahatan mereka, tapi tahukah anda bahwa ada banyak yang dipenjara karena ketidakadilan, banyak justru karena kebenaran, dengan kata lain mereka mengalami hidup yang sial. Bagi yang di rumah sakit, mereka mengalami kesakitan. Sesuatu yang tidak menyenangkan, untung saya tidak mengalaminya! kata anda. Bagi yang dikubur, jelas mereka telah meninggal tidak dapat berkata-kata lagi. Tapi apakah memang kalau semua ini kita alami baru kita bersyukur?
Hal-hal diatas justru menunjukkan minimnya pengenalan kita akan Tuhan. Jika kita bersyukur kepada Dia karena hal-hal ini, kita sama sekali tidak mengenal Dia. Kerohanian kita sangatlah dangkal, baru menyentuh permukaan akan semua kebaikan-Nya. Bahkan hal-hal ini menunjukkan keegoisan kita dan hati kita yang jahat. Ya, banyak dari kita hanya bersyukur karena kita mengalami keuntungan, bukan kerugian. Bukan kehilangan, tapi mendapat sesuatu yang menyenangkan. Kita senang, karena kita mendapatkan sesuatu. Jika tidak, tidak mungkin kita menjadi senang! Lebih dari itu, jikapun kita bersyukur, syukur yg kita persembahkan bukanlah kepada Tuhan. Tapi lebih kepada pemujaan kepada diri sendiri. Sebab ketika mengalami hal hal yg baik, kita mulai sibuk memamerkan segala hal tersebut di FB, Instagram, Path and segala macam medsos yg ada. Bukan nya berdoa dan berterima kasih kepada Tuhan, kita justru merohanikan pameran kita dengan memberi kata-kata yg sangat rohani disertai segala macam ayat Alkitab mendukung “ucapan syukur” kita. Kita kehilangan rasa rendah hati dan empati kepada orang yg tidak punya dan memancing kecemburuan yg tidak perlu dari orang lain. Banyak kali kita kemudian justru balik marah kepada yg kita sebut haters hanya karena mereka memberi komen yg tidak kita sukai. Apakah semuanya itu merupakan ucapan syukur?
Di dunia ini, ada banyak ketidakadilan. Banyak ketidakberuntungan, banyak kesusahan dan banyak bencana. Hidup yang tragis dan sial telah mengisi cerita kehidupan di bumi ini jauh lebih banyak dari pada yang sebaliknya. Drama dan film terjual lebih baik jika kisahnya sedih. Walau mungkin happy-ending masih banyak diinginkan, cerita film itu lebih berkesan jika inti ceritanya penuh kesusahan. Kenapa? Karena jiwa kita sangat akrab dengan hal-hal demikian. Ada duka yang dalam dan luka yang lama kering di jiwa kita. Makanya kesuksesan dan keberhasilan seringkali menjadi hal yang sangat dicita-citakan, diidam-idamkan. Semuanya itu telah menjadi pengganti, subsitusi dati kehidupan yang hancur. Semua orang mau menjadi berhasil, mau berada diatas. Kalau mereka tidak meraih ini, mereka belum puas dan tidak akan berhenti/menyerah. Ya paling tidak, hal yang menjadi kesusahan di dunia ini telah memotivasi banyak orang untuk menjadi lebih baik. Tapi hal ini juga menunjukkan banyak diantara kita tidak pernah merasa bersyukur untuk kehidupan setiap hari yang kita lewati. Kita hanya berpusat pada hari esok dimana kita harus berhasil. Makanya banyak yang kemudian jatuh sakit karena stress dan tekanan sebab belum mencapai apa yang diinginkan begitu rupa.
Hal yang sama juga telah merasuki gereja: berkat dan keberhasilan dijadikan sebagai tolak ukur kerohanian seseorang. Suatu pengajaran yang salah dan tidak seimbang, berpusat kepada teologi kemakmuran dan lahir justru karena hati yang tidak bersyukur. Jika kita mengerti dengan benar bahwa Tuhan sendiri yang adalah upah dan bagian kita: pribadi-Nya, kasih dan hadirat-Nya, bukan berkat materi dan kemakmuran dunia.. baru sebenarnya kita menjadi berhasil. Baru kemudian kita bisa melihat dengan jelas bahwa berkat materi dan kemakmuran dunia adalah ujian yang sama dari sisi yang terbalik akan kemiskinan dan hidup yang susah.
Jadi kenapa kita harus hidup dengan ucapan syukur senantiasa? Setiap hari, setiap saat?
Hal yang pertama yang harus kita pahami dengan jelas adalah hidup ini telah ditebus diatas kayu Salib Tuhan kita Yesus Kristus. Dia telah mati dihukum ganti kita akan semua dosa dan kesalahan kita. Diatas kayu salib, kita mendapatkan penebusan dan pengampunan dosa. Oleh Dia, Anak Domba Allah yang telah disembelih sejak dunia dijadikan, hidup kita telah diperdamaikan dengan Bapa di Sorga. Persoalan utama kehidupan ini adalah dosa dan salah. Ini yang menjadi penyebab utama semua kesusahan dan bencana didunia ini. Memang benar bahwa banyak bencana terjadi bukan karena dosa manusia secara langsung, tapi kita semua mengerti bahwa jika kita semua sejak jaman Adam dan Hawa memang hidup benar, maka tidaklah mungkin kita mengalami semua hal yang menyusahkan ini kan. Paling tidak kita masih akan hidup dalam Taman Eden itu. Tapi fakta yang terjadi tidaklah demikian, cerita Taman Eden bahkan dianggap sebagai legenda belaka disebabkan karena saking lamanya kita tidak menikmati hidup yang tidak susah. Semua usaha kita untuk mengalahkan kesusahan ini dan menjadi menang atas nya tidak akan pernah bisa berhasil oleh usaha kita sendiri. Dosa telah membuat kita terjual kepada Tuan yang berbeda dari Pemilik Kehidupan kita yang sebenarnya. Kita perlu seorang Penebus yang rela dan berani mati bagi kita yang sama sekali tidak berharga ini. Ya, jika anda berharga banyak orang mau menjadi pahlawan bagi anda. Tapi kita semua tahu bahwa se-“berharga-berharga”-nya kita ini, mereka akan menilai kita menurut uang dan kekayaan kita bukan? Jadi bagaimana dengan mereka yang tidak punya uang dan kekayaan? Adakah orang yang menolong kita? Ada, nama-Nya Yesus.
Yesus turun ke dunia ini, lahir menjadi manusia dengan satu tujuan utama: Salib. Karena hanya melalui Salib itu, Dia akan menegakkan keadilan Tuhan akan dosa yang harus dihukum dan menyatakan kasih Tuhan akan manusia yang perlu ditebus. Jika anda bertobat dan berbalik kepada-Nya, beriman kepada Dia sebagai Tuhan dan Jususelamat anda, hidup saudara sudah diselamatkan. Sebab diatas kayu Salib semua sudah selesai. Apapun yang menjadi pergumulan kita entah untuk hidup yang sekarang ini maupun yang akan datang semua telah diselesaikan Yesus diatas Kayu Salib.
Coba pikirkan, jika Dia tidak mati sebagai korban penebus salah bagi kita.. kita masih akan terus berusaha mendapatkan keselamatan itu selama kita hidup. Sehingga apa pun yang kita perbuat, bagaimana pun keberhasilan yang kita raih, kita tahu pada akhirnya kita masih terhilang dan semua yang kita raih menjadi sia-sia! Terlebih lagi jika hidup yang kita lewati ini penuh dengan kesusahan dan kehancuran, bagaimana mungkin kita bisa bersyukur karena kita tahu bahwa pada akhirnya semua juga binasa? Atau jika kita memang punya semuanya, akankah semuanya masih akan berarti atau bisa menolong kita jika pada akhirnya diujung kehidupan yang kita punya: waktu menghadapi kematian, kita tahu kita pasti binasa. Tetapi karena Dia telah mati di kayu salib dan bangkit pada hari ketiga, kita mengerti bahwa kita sudah selamat. Selamat dari murka Tuhan atas dosa, selamat dari kebinasaan kekal. Apa yang telah Dia buat bagi kita diatas kayu Salib, sudah cukup. Cukup untuk menyelamatkan kita dari kebinasaan kekal, sekalipun seandainya Dia tidak menolong kita lagi. Jadi seperti Mazmur 103:2-3, Dia yang mengampuni segala kesalahanmu! Ya, jangan lupakan kebaikan-Nya. Itulah yang pertama dari semua kebaikan-Nya bukanlah karena anda tidak dipenjara atau anda tidak dirumah sakit atau anda tidak mati! Tetapi karena segala kesalahan anda telah diampuni, Dia telah memaku Anak-Nya sendiri di kayu salib ganti anda! Anda HARUS bersyukur karena itu senantiasa pada segala waktu seumur hidup anda!! Itu adalah Tuhan itu BAIK!
Jadi entah kita sukses atau susah, hidup kita telah selamat dalam kekekalan. Kita patut bersyukur akan hal ini. Senantiasa, setiap hari dan setiap saat. Bagaimanapun susahnya kita sekarang ini, kita tidak akan pernah punya alasan yang cukup atau alasan yang membenarkan kita untuk TIDAK bersyukur kepada Dia senantiasa. Apalagi lagi yang kita perlukan? Bukankah persoalan utama kita telah diselesaikan diatas kayu salib? Jika anda sama sekali tidak punya alasan untuk menaikkan ucapan syukur, ingatlah apa yang Dia telah buat bagi anda di kayu salib. Itu adalah alasan utama, alasan satu-satunya kenapa kita harus bersyukur kepada Dia, Yesus Tuhan kita. Bersyukurlah pada-Nya, beri Dia sembahmu!
Hal yang kedua kenapa kita harus bersyukur kepada Dia senantiasa, setiap hari dan setiap saat adalah ini: ucapan syukur adalah tanda dan bukti iman kita pada-Nya. Banyak yang berusaha hidup menyenangkan Tuhan tapi gagal punya iman kepada Dia dalam segala situasi yang dialami. Kita berpikir dengan memberi uang dan harta, dengan bersedekah dan beramal kita bisa membeli keselamatan kita, membeli berkat dan keberuntungan kita. Kita berpikir kita sudah menyenangkan Dia. Tahukah anda bahwa itu mentalitas mereka yang terbiasa menyuap? Kita berpikir kita bisa menyenangkan Dia dengan menjadi aktif dalam pelayanan di gereja. Sedangkan jika kita mau jujur, apa yang kita buat digereja kebanyakan hanyalah untuk menyenangkan pendeta dan gembala sidang kita. Bukan Tuhan. Kita bahkan terjebak dengan berpikir jika kita sudah melakukan semuanya itu Tuhan sudah senang.Padahal Alkitab tidak pernah berbicara tentang melayani Tuhan dalam bentuk aktif melayani di gereja. Satu hal yang jelas, Alkitab berkata, tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Ibrani 11:6. Kata berkenan kepada Tuhan punya pengertian sederhana, Dia menjadi senang kepada kita. Bagaimana? Dengan iman. Dan hati yang bersyukur senantiasa adalah hati yang percaya bahwa Dia mengendalikan segala sesuatu! Bukan mulut, sebab banyak orang tahu memuji Tuhan dan berbicara banyak tentang Dia seperti seakan akan Dia hadir begitu rupa dalam hidup mereka. Tapi hati mereka jauh dari Tuhan!
Iman adalah bukti yang dari apa yang mata rohani kita lihat dengan jelas walau mata jasmani kita tidak bisa melihat hal itu sama sekali. Dan ini akan jelas tampak dari tingkah laku kita. Semua orang bisa memuji Tuhan dengan mulut mereka, tapi tidak ada yang bisa membohongi Dia melalui tingkah laku nya setiap hari. Dan orang yang penuh dengan sukacita senantiasa, yang terus berdoa, dan tahu mengucap syukur dalam segala hal: akan menyatakan iman mereka dengan jelas dalam kehidupan mereka.
Jika anda punya iman, bukankah Tuhan senang dengan anda? Dan jika Ia senang, tidakkah Ia sebagai Bapa yang baik akan menolong anak-anak-Nya? Hati yang bersyukur bukanlah hanya merupakan hati yang berkenan kepada Dia, tapi ini adalah hati yang membawa mujizat. Hati yang mengerjakan terobosan yang selama ini kita perlukan. Kuncinya tidak ada pada yang lain, kuncinya ada pada diri anda sendiri. Akankah kita mau menjadi umat Tuhan yang penuh keluh-kesah dalam segala hal dan perkara? Ia adalah Tuhan yang menguji hati kita senantiasa, janganlah menjadi seperti umat Israel yang selalu mengeluh. Ucapan syukur membawa kesembuhan bagi tulang dan tubuh kita. Sebab ucapan syukur tidak mungkin lahir dari hati yang penuh keluh kesah, bukankah sukacita menyembuhkan tubuh ini? Ucapan syukur membawa kelepasan, karena mereka yang bersyukur paham dengan tepat bahwa bagaimanapun situasi mereka, Tuhan tetap mengendalikan segala sesuatunya. Dia berdaulat penuh dan kuasa-Nya tidak akan berkurang hanya karena situasi yang tidak menguntungkan yang kita hadapi. Ucapan syukur memberi kelapangan hati, karena semua yang bersyukur setuju dengan apa yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup mereka. Punya hati yang besar atau hati yang lapang secara jasmani akan membuat tubuh seseorang lebih kuat sebab hati yang besar menghasilkan darah baru yang segar lebih banyak. Apalagi secara rohani. Mereka yang tahu bersyukur senantiasa pasti akan membawa Sorga turun atas hidup mereka. Ucapan syukur menunjukkan bahwa iman mereka tidak kecil terhadap badai kehidupan yang sedang menerpa mereka.
Bersyukurlah! Beri Dia sembahmu!
Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 1 Tesalonika 5:16-18.
Leave a Reply