Yohanes 8:12,
Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.
Banyak kali 11 ayat pertama dalam Yohanes 8 dibahas terpisah dari ayat 12. Padahal Yesus sebagai terang dunia sangat nyata dalam 11 ayat pertama ini. Dia adalah terang itu yang menyinari dunia yang gelap, yang akan menjadi sangat gelap bagi perempuan yang tertangkap basah berzinah. Ya, perempuan itu sedang menghadapi situasi dimana ia tahu bahwa ia akan segera mati, tidak mungkin bisa lolos lagi karena tindakannya yang salah menurut hukum Yahudi yang berlaku saat itu. Kejam memang kelihatannya.
Imamat 20:10, Bila seorang laki-laki berzinah dengan isteri orang lain, yakni berzinah dengan isteri sesamanya manusia, pastilah keduanya dihukum mati, baik laki-laki maupun perempuan yang berzinah itu.
Ulangan 22:22-24, Apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang telah tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel. Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan – jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.
Dari 2 bagian ayat diatas, jelas bahwa perempuan yang kedapatan berzinah itu sedang menghadapi hukuman mati. Pertanyaannya, dimana laki-laki yang berzinah dengan perempuan itu? Mengapa cuma si perempuan yang diseret ke depan Yesus? Jawabannya ada dalam ayat ke-6, Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Ya, Yohanes menjelaskan dengan baik bahwa tujuan orang Farisi sebenarnya bukanlah untuk menegakkan hukum Musa, tetapi untuk menjebak Yesus berbuat sesuatu yang salah. Batu-batu yang dipersiapkan bukanlah untuk melempar si perempuan tapi untuk Yesus. Ketika Tuhan mengucapkan sesuatu yang salah, mereka sudah siap merajam Tuhan!
Tak bisa disangkali, seringkali mereka yang kita pikir sebagai yang seharusnya menjadi penegak hukum, mereka yang dikatakan sebagai para ahli kitab, justru mereka yang sering bertindak sangat brutal dan tanpa belas kasihan terhadap sesama manusia. Dalam situasi ini, Tuhan (ataupun siapa saja diantara kita) sangat memerlukan hikmat dari Surga.
Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah, bagian berikutnya dari ayat 6 yang sama. Apa yang Tuhan tulis diatas tanah itu? Diterjemahan yang lain dikatakan, Tetapi Yesus tidak menjawab mereka. Sebaliknya, dia hanya membungkuk dan menulis di debu dengan jarinya. Tuhan mengambil posisi berjongkok dan menulis diatas tanah, didebu dengan jari-Nya. He wrote in the dust with his finger.
Dia menulis didebu dengan jari-Nya! Ada 2 kali peristiwa dalam Alkitab, tangan dan jari Tuhan bersentuhan dengan tanah, dengan debu (dust), dengan tanah liat (clay), dari bumi ini. Satunya ketika Ia menulis dengan jari-Nya 10 hukum Taurat, dan ketika Ia pertama kalinya menciptakan manusia.
Keluaran 31:18, Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.
Keluaran 32:15-16, Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah. Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik (engraved, diukir, dipahat bukan dengan palu dan pahat, tapi oleh jari yang Mahakuasa) pada loh-loh itu.
Juga, waktu Ia menciptakan manusia, Ia tidak hanya sekedar berfirman, tapi dengan tangan-Nya sendiri Ia membangun manusia itu, Adam. Kejadian 2:7, ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Kata membentuk manusia itu dari debu, dalam bahasa asli Ibrani mempunyai pengertian seperti seorang penjunan yang membentuk bejana dari tanah liat.
Ada satu lagi ayat lain yang menarik dalam Alkitab yang berhubungan dengan tangan Tuhan yang menulis ditanah. Namun dalam bahasa Indonesia, ayat itu kehilangan frase tentang Ia menulis didalam debu tanah (in the earth). Yeremia 17:13, Ya Pengharapan Israel, TUHAN, semua orang yang meninggalkan Engkau akan menjadi malu; orang-orang yang menyimpang dari pada-Mu akan dilenyapkan di negeri, sebab mereka telah meninggalkan sumber air yang hidup, yakni TUHAN. Bagian yang diterjemahkan sebagai akan dilenyapkan di negeri, dalam terjemahan yang berbeda berbunyi sebagai berikut, mereka yang meninggalkan-Ku akan ditulis di dalam tanah (bumi, dunia, earth).
Apakah Yesus sedang menuliskan nama-nama mereka, para ahli Taurat dan orang Farisi ini, diatas tanah, didalam debu, ayat 6? Tindakan mereka yang berusaha menjebak Tuhan jelas melawan Tuhan. Coba bayangkan, betapa licik mereka dan betapa kejam maksud mereka yang sebenarnya. Jika jawaban Yesus menyetujui maksud mereka terhadap si perempuan, si perempuan akan mati dirajam batu oleh mereka. Karenanya Tuhan tidak akan lagi dikenal sebagai kawan mereka yang berdosa. Jika jawaban Tuhan melawan apa yang hendak mereka perbuat sebagai hukuman terhadap si perempuan, Yesus yang akan mereka rajam! Ya karena mereka akan menganggap Tuhan melawan hukum Musa. Betapa liciknya hati mereka!
Apakah Tuhan sedang menuliskan nama-nama mereka ini dalam debu, diatas tanah, yang sedang melawan Dia? Yeremia 17:13 adalah kebalikan dari Lukas 10:20, Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.
Lukas 10:20 bagian akhir, but rather rejoice because your names are written in heaven. Tetapi sebaliknya bersukacitalah karena namamu tertulis di surga. Kebalikan dari mereka yang meninggalkan-Ku akan tertulis di dalam tanah (bumi, dunia, earth), Yeremia 17:13.
Dalam semua tindakan kita sebagai manusia dibumi ini, apakah itu akan membuat Tuhan membungkuk menuliskan nama kita di Surga atau di tanah (dunia) ini? Apakah kita sedang menaruh diri kita dalam posisi melawan Dia atau ada dipihak Dia?
Waktu Tuhan membungkuk dan menulis dengan jari-Nya diatas tanah, Yohanes 8:6, ayat selanjutnya menunjukkan bahwa mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya. Mereka menjadi marah, mereka kehilangan kesabaran dan menuntut jawaban Yesus begitu rupa! Mereka sudah hampir sampai pada keadaan dimana jika Tuhan tidak menjawab, terus mengacuhkan mereka, mereka sudah siap merajam Yesus dan perempuan itu bersamaan. Namun Tuhan bangkit berdiri dan berucap, barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. Dalam terjemahan berbeda, bagian barangsiapa di antara kamu tidak berdosa diterjemahkanseperti ini, barangsiapa di antara laki-laki disini yang tidak pernah memiliki nafsu yang berdosa, keinginan sensual terhadap perempuan yang seperti ini, biar dia melemparkan batu yang pertama padanya. Ya, kata tidak berdosa dalam terjemahan aslinya disini punya pengertian bukan sekedar tidak bersalah dalam tindakan, tidak pernah melakukan dosa, tapi bahkan jika tidak pernah punya keinginan, nafsu, rasa sensual. Suatu keadaan yang cuma terjadi dalam pikiran atau hati, belum merupakan suatu tindakan! Yesus berkata dalam Matius 5:28, Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Ya, didalam tangan Yesus, hukum Taurat datang pada level yang jauh lebih berat. Persis seperti kitab Roma berkata dalam pasal 3 ayat 19-20, Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Dan Yohanes 1:16-17 sendiri menunjukkan pada kita bahwa didalam Dia, didalam Yesus, dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Kasih karunia demi kasih karunia, anugerah demi anugerah, kemurahan demi kemurahan, pengampunan demi pengampunan. Mengapa kita yang telah menerima begitu banyak kemurahan, anugerah, pengampunan dan kasih karunia dari pada-Nya justru sukar melepaskan hal yang sama kepada mereka yang bersalah kepada kita? Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dalam Yohanes 8:15, karena engkau telah menetapkan dirimu sebagai hakim atas orang lain berdasarkan yang tampak dari luar, tetapi Aku tidak pernah menilai orang lain dengan cara itu. Ya, banyak kali kita yang mengenal Hukum, yang mengetahui Firman-Nya lebih cenderung justru bersikap menghakimi orang lain. Seperti mereka disini yang berusaha menjebak Yesus. Kita tidak pernah menaruh diri kita pada posisi si perempuan yang sedang tertunduk malu, penuh rasa bersalah, ketakutan, menjerit meminta belas kasihan, meminta pengampunan.
Jika Maria, ibu Yesus, hadir di antara orang banyak yang menyaksikan peristiwa ini, dia akan mengingat jawabannya kepada Gabriel, malaikat Tuhan, yang memberitahunya bahwa dia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki (Lukas 1:31) . Sebagai tanggapan, Maria mengatakan dalam ayat 38,
Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.
Ketika dia mengucapkan kata-kata ini, dia menyerahkan dirinya kepada Tuhan sebagai tanggapan atas jawaban yang dia dapatkan ketika dia bertanya kepada Gabriel di ayat 34,
Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?
Gabriel menjawabnya di ayat 35a,
Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau;
Maria memahami risiko jawaban ini karena dia belum memiliki suami saat itu. Dia tahu dia bisa dilempari batu sampai mati kalau dia kedapatan hamil sebelum dia kawin. Persis seperti situasi yang dihadapi perempuan ini di depan orang banyak dalam Yohanes 8. Seandainya Maria, ibu Yesus, hadir di antara orang banyak yang melihat peristiwa itu, ia akan berkata dalam hatinya,
Untung tidak ada yang tahu! Atau,
Oh terima kasih Tuhan karena Yusuf tetap memutuskan untuk menerima saya meskipun saya hamil! Baca Matius 1:19
Kembali pada Yohanes 8:7, jawaban Tuhan terhadap tuntutan mereka untuk merajam perempuan ini membuat semua orang terpana! Diam dan senyap seketika. Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. Tuhan pun kembali membungkuk dan menulis di tanah, ayat 8. Mungkin Ia kali ini menambah nama-nama berikutnya dari semua mereka yang ada disitu, satu per satu dituliskan dalam debu. Suasana yang mencekam, berubah senyap. Hening. Ketegangan yang sangat tinggi perlahan mencair dengan terdengarnya langkah-langkah orang-orang yang mulai meninggalkan situasi itu. Alkitab pun berkata, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Dalam terjemahan bahasa Aram, disebutkan bukan mulai dari yang tertua, tapi mulai dari para imam-imam!
Yohanes 8:9-11, Setelah mendengar itu, para penuduh perempuan itu perlahan-lahan meninggalkan kerumunan satu per satu, mulai dari yang tertua, mulai dari para imam, hingga yang termuda, dengan hati nurani yang tertuduh, merasa bersalah. Hingga akhirnya, Yesus ditinggal sendirian dengan perempuan yang masih berdiri di hadapan-Nya. Dia berdiri kembali dan berkata kepadanya, “Wanita yang terkasih, di mana para penuduhmu? Apakah tidak ada seorang pun di sini yang akan merajammu?” Melihat sekelilingnya, dia menjawab, “Saya tidak melihat siapapun, Tuhan.” Yesus berkata, “Kalau begitu, Aku juga tidak menghakimi engkau. Pergilah, dan mulai sekarang, jangan berbuat dosa lagi.”
Suatu ending yang sangat penuh kemurahan. Moment ini membuat semua orang yang menyaksikan peristiwa itu bisa kembali bernafas lega. Ibu Yesus bersama para perempuan yang biasa mengikut-Nya segera berlari mendatangi perempuan itu dan menyingkirkannya dari kerumunan orang banyak. Memberinya minum dan menenangkannya. Disini kita bisa melihat bahwa Dia adalah terang dunia, mereka yang mengikuti-Nya, tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan mempunyai terang hidup. Yohanes 8:12.
Banyak dari kita tidaklah seperti perempuan ini. Tapi itu sebabnya juga banyak dari kita tidak memahami arti diampuni. Dalam peristiwa ini, kita tahu bahwa Tuhan tidak sekedar melepaskan pengampunan kepada perempuan berdosa ini, Dia menjadi Anak Domba yang kemudian dikorbankan sebagai penebus dosa perempuan ini. Dia menjadi ganti bagi perempuan ini yang harusnya dihukum mati, menjadi ganti baginya diatas kayu Salib. Bukan berarti anda harus berdosa begitu rupa lebih dahulu baru bisa memahami arti semua ini, tapi benarlah perkataan ini, mereka yang diampuni banyak melepaskan banyak kasih, Lukas 7:47. Seringkali alasan kita berusaha hidup menyenangkan Dia justru menjadi alasan yang sama menghakimi mereka yang tidak seperti kita. Latar belakang kita yang lebih putih dari orang lain seakan memberi kita hak merasa lebih baik dari yang lain. Kita lupa bahwa sekecil apapun salah kita pada-Nya, kita tetap membutuhkan pengampunan yang sama dari Dia.
Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN.
Mazmur 32:1-2.
Simon katimin
Ketidak pahaman kita dlm hal inilah yg seringkali membuat kita terjebak dlm pemahaman bahwa gereja adalah _club orang suci_ sehingga gereja tidak berfungsi sebagaimana mestinya…