Yohanes 10:9,
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
“Akulah pintu”, atau “Akulah gerbang”, adalah salah satu dari 7 perkataan Yesus dalam Injil Yohanes tentang “Aku adalah”. Yang menarik dalam hal ini, terjemahan asli, Yunani Koinonia, untuk kata pintu di Terjemahan Baru Indonesia, berasal dari kata yang lebih berarti sebagai portal. Pintu punya pengertian sebagai jalan atau akses masuk ke ruangan yang berbeda. Tapi portal, seperti yang diperkenalkan oleh film-film pop culture terbaru, adalah akses masuk ke dimensi yang berbeda. Jadi ketika Tuhan berkata bahwa Ia adalah pintu, ini bukan sekedar berarti bahwa melalui Dia kita bisa menemukan ruang hidup yang berbeda, tapi karena Dia kita bisa menemukan suatu dimensi berbeda, suatu keadaan atau kondisi yang sama sekali lain, suatu musim baru yang penuh dengan kecukupan, penyediaan-Nya.
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Janji-Nya di Yohanes 10:9 ini adalah jika kita masuk melalui Dia, kita akan menemukan keselamatan, perlindungan, pertolongan. Bahkan keluar dan masuk kita melalui pintu itu (Yesus), kita akan menemukan padang rumput. Padang rumput berbicara akan kecukupan makanan, kecukupan supply akan apa yang kita perlukan. Sangat menarik.
Tentu kita semua senang akan perkara-perkara ini, tapi perhatikan dari ayat 1, sebelum Yesus sampai dengan perkataan-Nya pada ayat 9. Sebenarnya pasal 10 Injil Yohanes ini berbicara tentang Yesus sebagai Gembala yang baik. Dan sejak ayat 1 Ia menunjukkan bahwa Ia adalah Gembala yang sebenarnya kepada domba-domba ini, yaitu umat-Nya. Dan karena Ia adalah Gembala Agung itu, Ia pasti akan masuk melalui pintu, ayat 2. Siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok, ayat 1. Dan bagi seorang gembala, penjaga pintu pasti membukakan pintu, atau gerbang, dari pagar yang mengelilingi dan menjadi kandang domba-domba, ayat 3. Domba-domba akan mengenali suara si Gembala, menjawab panggilan-Nya sesuai dengan nama-nama mereka masing-masing, ayat 3. Domba-domba ini akan dituntun dan mengikuti Dia si Gembala Agung, ayat 4. Tuhan juga lebih jauh menjelaskan bahwa domba-domba tidak akan mengikuti suara asing yang tidak mereka kenal, ayat 5.
Namun sebelum Dia menyatakan Diri-Nya sebagai Gembala yang baik, ayat 11, Ia lebih dulu menyatakan diri-Nya sebagai pintu, gerbang, atau portal. Ya, Dia adalah Tuhan yang adalah portal, akses masuk pada dimensi baru hidup orang percaya. Dimensi berkat, bukan kutuk. Dimensi penyediaan ilahi, bukan kekurangan. Dimensi pemeliharaan, bukan ditelantarkan. Dimensi payung perlindungan, bukan diluar. Terutama, dimensi keselamatan, barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat. Selamat, dalam pengertian, diselamatkan, dilepaskan, atau dilindungi (baik secara hurufiah atau secara tersirat): disembuhkan, diawetkan, dipulihkan, menjadi baik, menjadi utuh! Dan bukan hanya berhenti disitu saja, ayat 10 bagian akhir berkata bahwa Yesus yang adalah pintu itu, datang, supaya mereka (domba-domba) mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Suatu pemeliharaan yang bersifat bukan hanya untuk saat diperlukan tapi berupa suatu berkat yang terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu, a progressive providence.
Yesus adalah pintu, baik bagi gembala-gembala untuk masuk kepada kandang domba, juga bagi domba-domba untuk keluar digembalakan, mengikuti Sang Gembala. Pintu punya dua keadaan atau kondisi. Pintu bisa terbuka atau tertutup. Wahyu 3:7 berkata, Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia:
Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Jadi Dia bukan saja Pintu itu, Yohanes 10:9, tapi juga Dia yang memegang kunci Daud, Wahyu 3:7.
Jika Tuhan yang membuka pintu, tidak ada yang bisa menutup. Apapun kondisinya, bagaimanapun keadaannya, apa yang dibuka Tuhan tidak akan ada yang bisa menutupnya kembali. Jadi jangan takut, karena mautpun telah dikalahkan-Nya diatas kayu Salib, apalagi cuma usaha manusia untuk menutup pintu yang telah dibuka-Nya.
Namun jika Ia telah menutup pintu, jangan coba untuk berusaha membuka kembali. Ataupun memaksa pintu itu untuk kembali terbuka. Apa yang Tuhan tutup, tidak ada yang bisa membukanya kembali. Coba perhatikan hal berikut ini, jika Tuhan hendak memberikan kita suatu permulaan baru, suatu musim baru, biasanya Ia memulainya dengan menutup pintu yang sedang terbuka bagi kita. Jika kita bisa mensyukuri keadaan seperti ini, pintu yang tertutup, kita kemudian bisa belajar menyerah pada pimpinan-Nya untuk menuntun kita kepada pintu yang tepat untuk dibukakan bagi kita. Jadi jangan putus asa, pintu yang tertutup seringkali hanya berarti Tuhan sedang membuka yang lain bagi kita: the right door. Banyak kali kita berdoa untuk pintu terbuka, namun kita lupa bahwa kita lebih perlu berdoa untuk pintu yang tepat, terbuka bagi kita!
Matius 7:7, ayat yang terkenal untuk tentang doa, punya bagian akhir, bagian ketiga yang berbunyi seperti ini, ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Ya, doa itu seperti mereka yang mengetuk pintu. Mengetuk dan menunggu pintu dibuka baginya. Bukan menggedor, dan berusaha memaksa membuka pintu. Bukan menendang pintu itu dan berteriak-teriak sampai pintu terbuka. Sebab mereka yang dewasa didalam Tuhan, tahu apa arti menunggu dan menantikan Tuhan membuka pintu bagi mereka. Cuma anak kecil yang tidak mau bersabar, atau mereka yang menolak menjadi dewasa dan tetap berlaku kekanak-kanakan yang menolak untuk menunggu waktu yang tepat bagi mereka.
Menunggu ditandai bukan dengan berapa lama kita kuat menunggu, tapi bagaimana sikap kita selama menunggu. Ini adalah karakter seorang yang dewasa didalam Tuhan. Siapa yang bisa memelihara hati yang bersyukur, penuh sukacita, saat menunggu, adalah mereka yang memberi diri kepada damai sejahtera Tuhan memerintah hati dan pikiran mereka. Seperti kata Ibrani 4:3, barangsiapa yang percaya, mereka masuk dalam masa perhentian, masa beristirahat. Ya, siapa yang percaya pada Firman-Nya, mereka tidak menjadi gelisah dalam menantikan janji-Nya digenapi tapi justru beroleh ketenangan karena mereka tahu bahwa Tuhan PASTI menggenapi janji-Nya dalam waktu-Nya yang lebih baik bagi kita.
Abraham menunggu 25 tahun, sebelum Ishak lahir. Yusuf menanti kurang-lebih selama 13 tahun sejak dia dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya sebelum ia diangkat menjadi Perdana Menteri Mesir oleh Firaun sendiri. Bahkan satu malam sebelumnya, ia masih menemukan dirinya didalam penjara, dibawah tanah istana Firaun, keadaan yang sama seperti didalam sumur. Musa berpikir, ketika berumur 40 tahun, ia sudah siap menjadi pelepas bagi bangsanya ketika ia membunuh perwira Mesir, tapi justru menemukan bahwa ia harus lari ke Midian dan tinggal disana 40 tahun lagi sebelum Tuhan mulai memakainya. Ya, Ia baru memulai pelayanannya setelah berumur 80 tahun. Yosua pun mengikut Musa dan menjadi hambanya selama 40 tahun sebelum ia sendiri dipakai Tuhan merebut tanah Kanaan. Ada banyak contoh-contoh yang lain di Firman Tuhan yang bercerita bagaimana Tuhan dengan sengaja mengambil waktu yang lama, mempersiapkan memproses hamba-hamba-Nya untuk dipakai luarbiasa. Makin lama penantian itu, makin luarbiasa pemakaian-Nya. Yesus pun dipersiapkan selama 30 tahun, sebelum tampil selama hanya 3,5 tahun. Dia tidak lahir begitu saja dan keesokan hari-Nya sudah menjadi Juruselamat manusia yang hebat! Dia pun menunggu, menunggu waktu yang tepat menurut Bapa di Surga.
Yesaya 40:31 berkata,
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Ayat ini menjadi kesukaan bagi banyak diantara kita. Tapi tahukah kita semua bahwa, Tuhan pun menanti-nantikan saatnya untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada kita?
Yesaya 30:18 berbunyi,
Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!
Dia adalah Pintu, Dia yang memegang kunci Daud. Nantikanlah Dia, dan ketika Dia membuka pintu, jangan ragu, jangan takut. Segeralah masuk dan temukan padang rumput itu saat kita keluar dan masuk.
Yohanes 10:7-10,
Maka kata Yesus sekali lagi: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Amin.
Leave a Reply