Giant of FEAR
Goliat 1, raksasa ketakutan yang dikalahkan Daud. 1 Samuel 17
1 Samuel 17 menceritakan bagaimana Daud mengalahkan Goliat, raksasa Filistin setinggi lebih dari 3 meter. Goliat ini adalah raksasa pertama yang ditumbangkan oleh Daud ketika ia masih anak-anak, dan 4 lainnya ikut dikalahkannya dalam pemerintahannya sebagai raja Israel.
2 Samuel 21:15-21, Ketika terjadi lagi peperangan antara orang Filistin dan orang Israel, maka berangkatlah Daud bersama-sama dengan orang-orangnya, lalu berperang melawan orang Filistin, sampai Daud menjadi letih lesu. Yisbi-Benob, yang termasuk keturunan raksasa–berat tombaknya tiga ratus syikal tembaga dan ia menyandang pedang yang baru–menyangka dapat menewaskan Daud. Tetapi Abisai, anak Zeruya, datang menolong Daud, lalu merobohkan dan membunuh orang Filistin itu. Pada waktu itu orang-orang Daud memohon dengan sangat kepadanya, kata mereka: “Janganlah lagi engkau maju berperang bersama-sama dengan kami, supaya keturunan Israel jangan punah bersama-sama engkau.” Sesudah itu terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin di Gob; pada waktu itu Sibkhai, orang Husa, memukul kalah Saf, yang termasuk keturunan raksasa. Dan terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin, di Gob; Elhanan bin Yaare-Oregim, orang Betlehem itu, menewaskan Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun. Lalu terjadi lagi pertempuran di Gat; dan di sana ada seorang yang tinggi perawakannya, yang tangannya dan kakinya masing-masing berjari enam: dua puluh empat seluruhnya; juga orang ini termasuk keturunan raksasa. Ia mengolok-olok orang Israel, maka Yonatan, anak Simea kakak Daud, menewaskannya. Keempat orang ini termasuk keturunan raksasa di Gat; mereka tewas oleh tangan Daud dan oleh tangan orang-orangnya.
Goliat, atau Goliath dalam bahasa Inggris, punya arti nama megah, kemegahan dalam bahasa Ibrani. 1 Samuel 17:4-7 menggambarkan kemegahannya sebagai seorang pejuang dan manusia perang, Lalu tampillah keluar seorang pendekar dari tentara orang Filistin. Namanya Goliat, dari Gat. Tingginya enam hasta sejengkal. Ketopong tembaga ada di kepalanya, dan ia memakai baju zirah yang bersisik; berat baju zirah ini lima ribu syikal tembaga. Dia memakai penutup kaki dari tembaga, dan di bahunya ia memanggul lembing tembaga. Gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun, dan mata tombaknya itu enam ratus syikal besi beratnya. Dan seorang pembawa perisai berjalan di depannya.
Yang pertama adalah tinggi Goliat, 6 hasta + 1 jengkal. Atau sekitar, 3,25 meter. Lebih tinggi dari rata-rata tinggi 1 lantai bangunan modern dikota, 3 meter. Kemudian ia memakai helm, pelindung kepala dari tembaga (bronze, perunggu) dan baju zirah yang bersisik, bukan sekedar 1 lempeng besi yang menjadi pelindung dada dan badannya. Beratnya 5.000 syikal tembaga, atau berkisar 57-58 kg. Seperti selalu memikul sekarung beras 50 kg saat memakainya! Ia berjalan maju dengan sudah memakai pelindung kaki yang juga dari perunggu. Seorang tentara yang telah berpakaian lengkap siap maju berperang. Padahal tentara Israel saat itu barulah terbentuk dan terdiri dari sekedar rakyat jelata, 1 Samuel 13, khususnya ayat-ayat 19-22.
Senjata yang dibawa Goliat ini bukan hanya pedang, 1 Samuel 17:51, tetapi juga lembing. Atau sebuah tombak, yang gagangnya seperti balok tukang tenun besarnya (tebalnya) dan mata tombaknya seberat 600 syikal besi, atau hampir 7 kg besi. Goliat sendiri disertai dengan seorang pembawa senjata yang membawa perisainya. Goliat seperti seorang marinir Amerika yang maju berperang dengan senjata lengkap. Israel hanya seperti tentara petani bersejatakan apa yang ada ditangan mereka saja.
Apa yang dikerjakan Goliat kemudian adalah ia menantang tentara Israel berduel, 1 Samuel 17:8-10. Seruan tantangan, cela dan makian Goliat ini, dilontarkannya pagi dan sore hari selama 40 hari! 1 Samuel 17:16. Yang terjadi kemudian adalah hati tentara Israel bersama Raja Saul menjadi cemas dan sangat ketakutan, 1 Samuel 17:11. Ayat 24 bahkan berkata, larilah mereka dari padanya dengan sangat ketakutan.
Goliat telah menjadi lambang ketakutan yang mengancam Israel pagi dan sore selama 40 hari. Ketakutan yang setiap hari bertumbuh menjadi lebih besar. Dan dengan tidak adanya yang berani maju melawan Goliat ini, pastilah Goliat kelihatan bertambah lebih besar di mata orang Israel. Tuhan kemudian mengutus seorang anak kecil datang ke medan pertempuran itu, anak kecil yang kemudian kita tahu akan mengalahkan Goliat ini, Daud. Bagi Tuhan, mengalahkan raksasa ketakutan ini cukup lewat seorang anak kecil. Raksasa yang secara fisik jauh lebih besar dari kebanyakan orang yang besar-besar, yang setiap hari kelihatannya bertambah besar karena seruan tantangan, cacian dan makian yang ditebarkan setiap hari selama 40 hari. Cukup dengan seorang gembala, seorang anak yang masih kecil ukurannya secara fisik.
Apa yang tidak tampak dalam mata tentara Israel saat itu adalah bahwa anak kecil ini memiliki iman yang berukuran raksasa, iman kepada Tuhan yang menyertai dia. Dan ukuran imannya bahkan jauh lebih besar dari roh raksasa ketakutan yang menyertai Goliat ini. Dia datang hanya dengan Nama TUHAN semesta alam, 1 Samuel 17:45. Perhatikan ini; 1 Samuel 17,
- Ayat 32, ia menguatkan raja Saul dan tentaranya, janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia. Ia rupanya tidak menjadi kecut, tetapi ditengah-tengah situasi yang sangat menakutkan ini, ia justru memberi semangat. Efesus 6:14, Daud berdiri tegap, ia tidak berjalan dengan kepala tertunduk.
- Ayat 37, ia mempercayai bahwa Tuhan yang melepaskannya dari Singa dan beruang, juga akan melepaskannya dari Goliat. Imannya yang mempercayai Tuhan adalah perisai yang akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat ini, Efesus 6:16.
- Ayat 38-39, ia tidak berusaha melawan Goliat dengan senjata dan pakaian perang orang lain (milik raja Saul). Ia mencobanya tapi melepaskannya, bukan karena tidak cocok atau kebesaran bagi dia seperti kebanyakan anggapan kita, tapi Alkitab menunjukkan bahwa karena ia tidak terbiasa memakainya. Pakaian perang itu sangat berat rupanya bagi Daud. Jadi ia melepaskannya kembali.
Menarik, sebab ia tidak berusaha maju dengan apa yang menjadi perlengkapan dan senjata orang lain. Ia dengan sengaja maju tanpa apa-apa, berpakaian gembala saja, cukup dengan imannya saja.
Ayat 40, Senjata yang dibawa Daud hanyalah tongkat gembalanya plus 5 batu licin (kecil?) untuk diumbankannya. Tongkat ini kemudian dianggap sebagai penghinaan oleh Goliat, ia menganggap Daud menghina dia dengan maju membawa tongkat. Anjingkah aku? ayat 43. Menarik untuk diperhatikan bahwa kata anjing dalam bahasa asli 1 Samuel 17 ini punya synonim kata dengan nama Kaleb yang juga berarti anjing.
Bilangan 13:30, Kaleb dan Yosua adalah 2 dari 12 pasang mata-mata Israel yang diutus Musa ketika mereka hendak memasuki Kanaan. Ada penafsiran yang menyebutkan bahwa ia bukan suku asli orang Israel karena orang asing di Israel disebut anjing, Matius 15:27, Mazmur 22:16. Padahal menurut Bilangan 13:6, Kaleb anak Yefune adalah pemimpin suku Yehuda di jaman Musa mengirim 12 mata-mata Israel pertama kali. Kaleb ini merebut Hebron, Yosua 15:13. Ia mengalahkan 3 raksasa, Sesai, Ahiman dan Talmai, orang-orang Enak. Enak, atau Anak, adalah orang Kanaan asli keturunan raksasa. Sejak awal Tuhan rupanya sudah mengalahkan para raksasa dengan anjing. - Ayat 45, Daud sadar betul bahwa ia tidak membawa pedang dan tombak dalam menghadapi Goliat. Ia hanya membawa Nama Tuhan, dan ia tidak menjadi kecut karenanya, justru ia menjadi sangat berani karenanya. Berapa dari kita yang maju dengan beraninya, tanpa membawa apa-apa, hanya dengan membawa Nama Tuhan dihidup kita? Iman kita seringkali banyak disertai dengan segala macam rencana cadangan. Itu bukan iman, itu cuma perkataan mulut kita, tindakan kita lahir dari hati kita yang tidak pernah berbohong, hati yang tidak percaya pada-Nya.
- Ayat 46, Daud mempercayai bahwa hari itu juga Goliat akan diserahkan ke dalam tangannya. Bahkan ia mempercayai bahwa bukan Cuma Goliat yang akan dikalahkannya, tapi seluruh tentara Filistin juga. Perhatikan bagian terakhir ayat 46 ini, hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin.
- Ayat 47, uniknya disini adalah Daud mengerti dengan benar bahwa apa yang terjadi adalah untuk menunjukkan kepada segenap jemaah Israel bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Daud sedang berkata bahwa dengan Tuhan, sudah cukup. Mazmur 23:1. Daud sedang berkata bahwa tidak ada gunanya punya semua dan karenanya tidak punya Tuhan. Jauh lebih baik tidak punya semuanya dan karenanya Tuhan jadi segala-galanya. Itu sudah cukup, dan ini adalah iman, iman yang berukuran raksasa. Jauh lebih besar dari Goliat.
- Ayat 48-51, Daud menang!
Giant of WEARY
Goliat 2, raksasa lesu yang dikalahkan Abisai. 2 Samuel 21:15-17
2 Samuel 21:15-17, Ketika terjadi lagi peperangan antara orang Filistin dan orang Israel, maka berangkatlah Daud bersama-sama dengan orang-orangnya, lalu berperang melawan orang Filistin, sampai Daud menjadi letih lesu. Yisbi-Benob, yang termasuk keturunan raksasa–berat tombaknya tiga ratus syikal tembaga dan ia menyandang pedang yang baru–menyangka dapat menewaskan Daud. Tetapi Abisai, anak Zeruya, datang menolong Daud, lalu merobohkan dan membunuh orang Filistin itu. Pada waktu itu orang-orang Daud memohon dengan sangat kepadanya, kata mereka: “Janganlah lagi engkau maju berperang bersama-sama dengan kami, supaya keturunan Israel jangan punah bersama-sama engkau.”
Di bagian ini, Daud sekali lagi berhadapan dengan seorang raksasa. Dia disebut Yisbi-Benob, keturunan raksasa (anak Rapha, terjemahan NKJV, orang Refaim, perhatikan Ulangan 2:10-11), artinya ia berasal dari Nob. Daud berada dalam posisi yang salah karena ia sedang letih-lesu ketika Yisbi-Benob menjumpainya. Raksasa ini juga mempunyai tombak besar seberat hampir 4 kg. Ia datang dengan pedang yang baru. Abisai, anak Zeruya, datang menolong Daud dan mengalahkan raksasa ini.
Menjadi letih lesu bukanlah hal yang baik, Galatia 6:9 berkata, janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Jika kita menjadi jemu berbuat baik, menjadi lesu untuk maju terus, kita bisa gagal menuai. Menjadi jemu dan lesu akan membuat kita menjadi lemah. Namun hal-hal ini memang seringkali tidak terhindarkan, dan seringkali disebabkan karena kurangnya apresiasi dan penghargaan dari orang-orang yang sudah banyak kita tolong. Kita menjadi marah dan tidak mau lagi untuk terus maju, kita bahkan biasanya akan menyalahkan Tuhan. Karena dalam situasi ini kita seringkali tidak bisa melihat pertolongan-Nya. Dan ketika Yisbi-Benob mendatangi Daud, Daud sedang menjadi letih lesu.
Yang menarik untuk diperhatikan adalah arti nama raksasa ini, yang berasal dari Nob. Nob adalah kota imam Ahimelekh bin Ahitub, imam Tuhan di Gibea (kota orang Gibeon), imam yang dibunuh beserta 85 imam lainnya. Mereka masih memakai baju efod dari kain lenan ketika pedang Doeg orang Edom itu memarang mereka. Juga penduduk Nob, kota imam itu, dibunuh raja dengan mata pedang; laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak yang menyusu, pula lembu, keledai dan domba dibunuhnya dengan mata pedang. 1 Samuel 22:18-19.
Ahimelekh adalah imam yang menolong Daud ketika Daud datang padanya, 1 Samuel 21. Ya, ia menolong Daud tapi ia juga dibunuh karenanya. Ia beserta 84 imam lainnya dan seluruh penduduk kotanya, Nob. Kecuali 1 anaknya, yaitu Abyatar yang luput, 1 Samuel 22:20. Betapa suatu peristiwa yang sangat melelahkan hati!
Ketika Yisbi-Benob mendatangi Daud, Daud sedang menjadi letih lesu. Ketika kita menjadi letih lesu, menjadi jemu berbuat baik, raksasa ini akan datang membunuh kita. Tujuannya adalah untuk menggagalkan tuaian kita, merebut upah kita. Daud kemudian ditolong Abishai, anak Zeruya (saudari perempuan Daud). Nama Abishai sendiri berarti bapaku adalah Isai, atau bapaku adalah anugerah (terjemahan lainnya berarti murah hati).
Dalam keletihan kita, mari kita beristirahat. Mari kita mengambil waktu untuk tidur, beristirahat. Tubuh yang lelah butuh tidur karena dalam tidur tenaga kita dipulihkan. Tapi jangan menjadi lesu, ini adalah keletihan dalam roh kita. Tuhan mengirim Abishai menolong Daud supaya kita bisa belajar bahwa jika kita menjadi lemah seperti Daud, kita perlu belajar mengenal Bapa kita di Surga yang terus memberi, yang terus punya hati yang murah hati, yang tidak menjadi lelah, tidak terlena (tertidur) dalam menjaga kita. Mazmur 121:3.
Paulus berkata dalam Galatia 6:6-11, Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu. Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Lanjut baca...
Dalam terjemahan The Passion, bagian ini berbunyi seperti ini, dan mereka yang menerima pengajaran Firman Tuhan harus membagi semua perkara yang baik yang dipunyainya kepada guru mereka yang mengajarkan Firman itu; pembagian kekayaan harus terjadi diantara mereka.
Jangan berprasangka salah tentang ini, sebab Tuhan tidak akan membiarkan diri-Nya dihina! Karena apa yang engkau taburkan akan selalu menjadi yang akan engkau tuaikan nanti. Tuaian mu akan menunjukkan benih apa yang telah kamu taburkan. Jika kamu menaburkan benih yang rusak, benih diri sendiri, engkau bisa mengharapkan untuk (pasti) menerima tuaian yang rusak. Jika kamu menaburkan benih yang baik, benih Roh, engkau akan menuai tuaian yang baik yang akan tumbuh dari kehidupan kekal oleh Roh Kudus.
Dan jangan biarkan dirimu menjadi letih lesu atau menjadi tawar dalam menaburkan benih-benih yang baik, karena musim menuai tuaian yang bagus sedang datang! Ambil setiap kesempatan untuk menjadi berkat bagi yang lain, khususnya kepada saudara-sadara kita didalam keluarga iman ini!
Giant of DOOR KEEPER
Goliat 3, raksasa penjaga pintu dikalahkan Sibkhai. 2 Samuel 21:18
2 Samuel 21:18, Sesudah itu terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin di Gob; pada waktu itu Sibkhai, orang Husa, memukul kalah Saf, yang termasuk keturunan raksasa.
1 Tawarikh 20:4, Sesudah itu timbullah pertempuran melawan orang Filistin di Gezer; pada waktu itu Sibkhai, orang Husa, memukul kalah Sipai, seorang dari keturunan raksasa, dan mereka ditundukkan.
Saf punya arti tinggi, saudara Yisbi-Benob, anak dari Rapha (keturunan raksasa), terjemahan NKJV. Dalam Tawarikh, Saf disebut sebagai Sipai yang berarti lantai, area dibawah pintu, penjaga pintu. Yang menarik disini adalah jika raksasa ini adalah seorang penjaga pintu yang tinggi besar, ia ditundukkan oleh Sibkhai, orang Husa, Hushathite. Bayangkan seorang yang tinggi besar, harus tunduk dan takluk pada lawannya yang jauh lebih kecil, yang hanya seorang penenun (arti Sibkhai). Dan kemudian ia harus membuka pintu yang dijaganya kepada lawan yang menundukkannya.
Giant of GREED (?)
Goliat 4, raksasa keserakahan dikalahkan Elhanan. 2 Samuel 21:19
2 Samuel 21:19, Dan terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin, di Gob; Elhanan bin Yaare-Oregim, orang Betlehem itu, menewaskan Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun.
Raksasa berikut ini adalah saudara dari Goliat, raksasa dari Gat yang dikalahkan Daud dalam 1 Samuel 17. Namanya disebutkan dalam 1 Tawarikh 20:5, Lahmi (artinya rotiku, penuh makanan). Tombaknya pun memiliki gagang seperti balok tukang tenun. Dan sama seperti raksasa yang ke-3, raksasa ke-4 ini pun dikalahkan oleh pahlawan Daud yang bernama Elhanan bin Yaare-Oregim. Yaare-Oregim memiliki arti kayu atau hutan penenun. Elhanan berarti Tuhan sudah bermurah hati, sudah panjang sabar. Kedua peristiwa ini sama sama terjadi di Gob, tempat yang sama.
Banyak kali kesabaran adalah kunci yang memberi kemenangan. Matius 5:5 berkata, berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Bukan yang keras, kejam, beringas, tidak sabar, kasar yang akan mewarisi negeri. Dan kedua raksasa ini ditundukkan oleh hanya seorang penenun, seorang yang bisa dengan sabar mengejakan pekerjaan menenun sampai selesai.
Kesabaran bukanlah berapa lama kita bisa menunggu, tapi bagaimana kita bereaksi ketika sedang menunggu jawaban itu datang. Matius 7:7 berkata mintalah; carilah; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Ayat ini tidak menunjukkan 3 cara, minta, cari dan ketok, untuk mendapat sesuatu lewat doa. Tapi menunjukkan suatu pertumbuhan rohani seseorang. Ketok, punya arti bahwa orang itu sudah dewasa dalam doanya kepada Tuhan. Ketika ia meminta sesuatu, ia tidak akan marah kapan Tuhan menjawab doanya. Ia akan menunggu dengan setia, penuh sukacita, mempercayai waktu Tuhan lebih baik dan sempurna bagi dia. Seperti orang dewasa yang mengetok pintu, dia tidak akan menerobos membuka pintu yang masih tertutup. Ia akan sabar sampai Tuhan membuka pintu baginya.
Giant of BLASPHEME
Goliat 5, raksasa tukang maki dikalahkan Elhanan. 2 Samuel 21:20
2 Samuel 21:20, lalu terjadi lagi pertempuran di Gat; dan di sana ada seorang yang tinggi perawakannya, yang tangannya dan kakinya masing-masing berjari enam: dua puluh empat seluruhnya; juga orang ini termasuk keturunan raksasa. Ia mengolok-olok orang Israel, maka Yonatan, anak Simea kakak Daud, menewaskannya.
Raksasa terakhir ini memiliki 24 jari, 6 masing-masing, baik tangan maupun kakinya. Ia disebutkan juga sebagai salah satu anak dari Rapha. Tidak disebutkan namanya, tapi ia mengolok-ngolok orang Israel, mungkin sama seperti Goliat dalam 1 Samuel 17:16, 26. Ia menghujat, menghina, mencaci maki, menghancurkan dengan kata-kata. Dan karenanya ia ditewaskan oleh Yonathan.
Yakobus 3:6 berkata, lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Juga dalam ayat 2, Yakobus berkata, sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Hukum ke-4 dalam Hukum Taurat menyebutkan seperti ini, Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Keluaran 20:7. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena kita semua hidup dijaman yang tidak memberi penghargaan kepada nama Tuhan dan kata Tuhan atau Allah itu sendiri. Kita suka latah meneriakkan, atau menjeritkan nama Tuhan, Yesus! Oh my God! Kadang yang latah, mengucapkannya dengan sengaja atau bahkan dengan bangga.
Perhatikan Galatia 6:7, Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Jangan sampai TUHAN akan memandang bersalah kita-kita yang suka latah menyebut nama-Nya dengan sembarangan!
Raksasa ini tewas ditangan keponakan Daud, Yonathan. Seseorang yang punya arti nama diberikan Yahweh, atau karunia Yahweh. Yesus adalah karunia Yahweh itu sendiri, Dia adalah Firman, perkataan Tuhan sendiri. Yohanes 1:1. Dan Firman itu telah menjadi daging, diam diantara kita. Yohanes 1:14. Karena Dia, hidup kita telah ditebus dan diampuni. Mari kita menjaga hidup kita dengan tidak menajiskannya hanya karena perkataan yang keluar dari mulut kita.
Yakobus 3:7-18 berkata, semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar. Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Matius 5:9, Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
2 Samuel 21:22, Keempat orang ini termasuk keturunan raksasa di Gat; mereka tewas oleh tangan Daud dan oleh tangan orang-orangnya.
Jadi ke-4 raksasa ini adalah keturunan Rapha (raksasa, atau raja Refaim, Ulangan 2:10-11). Lahmi (1 Tawarikh 20:5) dan Goliat (1 Samuel 17:4) adalah 2 bersaudara yang menjadi anak-anak dari Rapha. Yisbi-Benob (2 Samuel 21:16), Saf atau Sipai (2 Samuel 21:18), dan yang berjari-jari 6 masing-masing (2 Samuel 21:20), mereka bertiga ini sepertinya turunan ketiga dari Rapha. Semuanya tewas oleh tangan Daud dan oleh tangan orang-orangnya, 2 Samuel 21:22.
Jean.R
Puji Tuhan,sangat memberkati.
Arnold
Hallelujah!
Bambang Wiedyo
Thank you my bro
Arnold
Hallelujah!