Kembali pada jenis Hati yang kedua
Hati yang tergoda, atau tanah bersemak duri
Jenis yang ketiga ada dalam ayat ke-7, sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Matius 13:7. Tuhan memberi artinya pada ayat 22, yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Ya, yang ke-3 ini adalah ketika benih jatuh di area dimana semak duri tumbuh. Benih itu juga tumbuh tapi karena pertumbuhannya dikalahkan oleh semak duri, benih itu terhimpit dan akhirnya mati. Ayat 22 menjelaskan apa yang dimaksud Tuhan dalam ayat 7, bahwa semak duri disini adalah kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan.
Apa itu kekuatiran dunia? Matius 6:31 berkata, Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Ayat ini menunjukkan kekuatiran dunia. Hal-hal yang kita mengerti sebagai kebutuhan primer dalam ilmu ekonomi. Tapi Tuhan berkata semua itu dicari orang-orang (bangsa-bangsa) yang tidak mengenal Allah. Rupanya mereka yang berfokus pada mencari uang dan memenuhi kebutuhan hidup, adalah perkara-perkara yang menunjukkan karakter yang tidak mengenal Tuhan. Kerja adalah tanggung jawab dan Alkitab memerintahkan kita untuk jangan malas, tapi mereka yang menghabiskan hidup mereka pada pekerjaan justru menjadi orang yang gagal memenuhi tujuan hidup mereka. Bukankah Tuhan juga berkata dalam ayat 19 sebelumnya, supaya kita jangan mengumpulkan harta di bumi. Ini berhubungan dengan tipu daya kekayaan.
Coba perhatikan ayat 22 ini dalam terjemahan The Passion, benih yang ditabur di antara lalang (semak duri) melambangkan orang yang menerima Firman itu, tetapi semua distraksi (gangguan) kehidupan yang sibuk, hati yang terbagi-bagi perhatiannya, dan ambisinya untuk menjadi kaya mengakibatkan Firman Kerajaan tercekik dan akhirnya ia dicegah untuk menghasilkan buah-buah rohani (spiritual).
Di jaman ini, di jaman informatika, manusia hidup dengan penuh pameran kemewahan, pameran harta dan kekayaan dimana-mana. Facebook dan Instagram menjadi ajang eksploitasi semuanya ini. Apa yang justru didapatkan adalah banyaknya kebencian dan kecemburuan. Mengapa demikian? Pameran kekayaan dan kemewahan menciptakan identitas diri berdasarkan pencapaian perkara-perkara jasmani dan keberhasilan semata. Orang menjadi lupa diri dan berusaha mengejar perkara-perkara dangkal semata. Lebih parahnya lagi, kita anak-anak Tuhan juga justru terperangkap dengan pemikiran bahwa kalau kita tidak diberkati dengan harta dan uang, Tuhan tidak berkenan kepada kita. Kita menyamakan perkenanan Tuhan, kerohanian kita dengan banyak harta dan uang serta kesuksesan yang ditawarkan dunia ini.
Coba perhatikan doa kita, berapa banyak dari kita yang berdoa seperti Paulus dalam Efesus 3:14-21, itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
Banyak dari kita tidak pernah tahu doa Paulus ini, yang kita tahu doa Yabes. 1 Tawarikh 4:10, kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!
Mengapa demikian? Mengapa kita hanya mengenal doa Yabes dan tidak doa Paulus. Ini bukan sekedar pengajaran yang salah dari mimbar yang selalu hanya mengajarkan berkat-berkat terus. Tapi karena mereka yang suka mendengar khotbah demikian dan mereka yang suka menyampaikan khotbah penuh berkat, dua-duanya memiliki jenis hati ketiga yang disampaikan Tuhan dalam Matius 13:7 dan 22. Mereka punya benih Firman Tuhannya, tapi tanpa mereka sadari hati mereka juga dipenuhi dengan semak duri yang menghimpit Firman itu. Kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Karenanya, mereka memanipulasi Firman Tuhan sendiri dan mengajarkan kepada jemaat yang juga haus bukan akan Firman-Nya tapi haus akan kekayaan dan harta. Semak duri itu tumbuh lebih besar mengatasi benih Firman itu, menghimpitnya sampai mati. Mencekik benih Firman itu dalam terjemahan KJV.
Mereka yang tergila-gila dengan doa Yabes ini biasanya tidak terlalu menyukai Doa Bapa Kami. Doa yang diajarkan Yesus sendiri dalam Matius 6:9. Masak Tuhan hanyalah meminta
- berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, ayat 11.
Bandingkan dengan doa Yabes,
- kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan
- memperluas daerahku, dan
- kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!
Ada paling sedikit 3 perkara yang sangat kita perlukan disini. Perlukan? Inginkan tepatnya!! Bukan diperlukan. Ini kata ambisi kita, bukan sesuatu yang lahir dari kejujuran kita. Doa Bapa Kami, hanya menawarkan satu perkara jasmani yang kita perlukan, makanan untuk hari ini. Itu pun juga Tuhan meminta yang secukupnya. Kok begitu? Saya mau makan sampai puas! Bukan sekedar kenyang.
Hal-hal lain yang diminta Tuhan dalam doa Bapa Kami adalah perkara-perkara yang banyak dari kita tidak pernah mau perduli. Tidak ada hubungannya dengan kita dan bukan urusan saya untuk kepo disitu, kata diri kita. Apalagi karena dimulai dengan penyerahan pada kehendak Allah, tidak! Saya punya keinginan dulu yang harus dicapai!
Tidaklah heran, doa Bapa Kami tidak pernah populer digereja-gereja modern dan karismatik. Gereja yang penuh sesak dengan banyak orang, gereja yang kalau mau jujur seringkali penuh dengan hati yang serakah dan haus akan harta dan kekayaan dunia dan bukan haus karena mencari Tuhan. Ya, kebenaran jelas tidak akan mempopulerkan seseorang. Ketika Yesus memberitakan kebenaran bahwa Dia adalah roti hidup, banyak yang langsung meninggalkan Dia dalam Yohanes 6:66. Padahal, dalam ayat-ayat pertama Yohanes pasal 6 ini, orang berbondong-bondong mengikut Dia. Mengejar Dia, mengerumuni Dia begitu rupa, karena perut lapar. Mereka mau makan! Ya, Tuhan dalam kuasa-Nya yang hebat barusan saja memberi makan 5,000 orang ini. Namun mujizat tidak mampu membuat mereka kebanyakan bertahan ikut Dia. Tuhan pun dikritik, perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya? Ayat 60.
Coba berhenti berdoa doa Yabes, mulailah berdoa Doa Bapa Kami. Ini bukanlah masalah melakukan liturgi gereja protestan, tapi coba resapi Doa Bapa Kami ketika kita ucapkan sebagai doa yang naik kepada Bapa. Dan lihat bagaimana hati kita mulai bereaksi. Lebih jauh, cobalah berdoa seperti Paulus, berdoa untuk mengenal Siapa Dia bagi kita. Lebih jauh lagi, cobalah berdoa seperti anak-anak Tuhan dibawah penganiayaan di gereja underground di RRC sana. Jangan ambil aniaya ini dari kami Tuhan, tapi beri kami kekuatan dan keberanian melewatinya. Seperti doa para murid dalam Kisah Para Rasul 4:24-30. Khususnya ayat 29, Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
Doa Yabes memang tidak salah, tapi banyak yang berdoa seperti itu berdoa dengan dengan hati yang salah. Punya hati jenis yang ke-3 ini. Benih Firman Tuhan dimanipulasi, tercekik, dihimpit sampai mati. Seperti perumpamaan berikut tentang lalang diantara gandum. Kedua benih serupa sama sekali, kecuali ketika kita menengok lebih dalam melihat kepada benihnya. Gandum mempunyai benih berwarna kuning keemasan, tapi lalang, benihnya berwarna ungu kehitaman dan beracun! Dijaman dulu, benih lalang (biji tanaman tares, darnel, atau rye grass – lolium temelentum) ini seringkali dipakai sebagai bahan ramuan membuat racun dan spell (ramuan guna-guna) tukang sihir.
Sejauh ini, hati anda yang mana? Masihkah kita berpikir kita punya hati yang ke-4? Mari kita berbalik dan berpaling kepada Dia, bertobat dan berbalik dari jalan jalan hati kita yang jahat. Dia yang mengenal hati seperti dalam Yeremia 17:9, mari kita berdoa seperti nyanyian itu, selidiki aku Tuhan lihat hatiku.
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku,
ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
lihatlah, apakah jalanku serong,
dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Mazmur 139:23-24
Leave a Reply